29 Nov 2014

Ayo membina

-Hilman Rosyad-
Setiap Kader dakwah perlu Baca ini tuk introspeksi...
"Ketika Dakwah Bermuhasabah"
...
Pagi itu, tak dinyana murabbi datang ke rumah. Waktunya sangat sempit karena saya harus mengisi ceramah
di pengajian kaum ibu dalam acara lebaran anak yatim di mushalla belakang rumah. Kebetulan adik-adik rohis
yang akan membawakan marawis pada pengajian tersebut sedang berkumpul di beranda rumah.
Mereka adalah binaannya binaan saya. Melihat itu, murabbi bercerita betapa dakwah membutuhkan junud
yang mampu membina. Beliau yang merupakan kader dakwah senior di daerah pinggiran Jakarta, nampak
merenung.
Obrolan pagi itu jadi semacam muhasabah. Betapa, katanya, demikian banyak kader dakwah tidak mampu
membina, padahal masyarakat yang membutuhkan sentuhan dakwah demikian banyak.
Lebih banyak ikhwah kita yang “menganggur”, tidak punya binaan. Terkadang, sudah dilimpahi sejumlah binaan
pun, mereka tak mampu merawatnya. Binaan lepas satu per satu, kian jauh dan makin menjauh.
Apa yang murabbi sampaikan di depan rumah pagi itu, adalah benar adanya. Tidak satu dua saya temui,
ikhwah yang dahulunya kader dakwah nan militan, kini asyik bercelana pendek di depan tokonya, bahkan
sembari memegang sebatang rokok.
Sebahagian lain memang masih memilih perahu dakwah dalam pesta lima tahunan, tapi anak-anaknya yang
sudah remaja dibiarkan tidak lagi ikut halaqah.
Sampai kapan kita berlindung di balik kalimat, “Ini seleksi alam, dakwah sememangnya dipenuhi onak dan duri.
Hanya yang bermental baja yang mampu bertahan”. Kalimat ini sejatinya benar, tetapi menjadi salah ketika
dijadikan justifikasi untuk membenarkan kelemahan. Lemah karena tidak mampu menjaga atau mengelola
halaqah.
Betapa hari-hari ini kita melihat, terutama di sosial media, seakan kekaderan seorang ikhwah diukur dari
seberapa hebat ia mencacimaki pemerintah, dari seberapa sering ia meledek dan menertawakan penguasa.
Ikhwah lain yang mencoba menyejukkan agar sosial media tak bersuhu panas dibully dan diragukan
kekaderannya. “Antum kader, bukan?”
Padahal yang diragukan kekaderannya itu punya binaan banyak. Halaqahnya produktif sebab setiap binaannya
juga memiliki binaan.
Padahal yang diragukan kekaderannya itu telah belasan tahun bergabung dalam kafilah bernama tarbiyah.
Hanya karena tak larut dalam arus hiruk pikuk di Facebook, ia dicurigai bukan ikhwah, kekaderannya
diragukan, Laa haula walaa quwwata illa billah.
Padahal bina-membina dalam konteks tarbiyah lebih fundamental. Ia merupakan satu dari sejumlah perangkat
tarbiyah selain tatsqif, mabit, dan seterusnya. Sekiranya setiap kader hanya merekrut satu orang pertahun,
(sekali lagi, hanya satu orang pertahun!), maka tiap kali intikhabi semestinya kader dakwah bertambah menjadi
600 persen. Jika pertumbuhan kader dakwah tak mencapai 500 persen tiap kali pagelaran lima tahunan itu
dihelat, patutlah kita bermuhasabah. Ada apa dengan kader dakwah?
Adalah Syeikh Abdullah Qadiry Al-‘Ahdal mengatakan kalimat terkenal seperti dikutip Ust. Satria Hadi Lubis
dalam bukunya “Menjadi Murabbi Sukses”,
“Inna al-akh al-shadiq, laa budda an yakuna Murabbiyan”
(Seorang ikhwah yang benar, tidak bisa tidak, ia harus menjadi murabbi).
Halaqah adalah basis dakwah, sarana membentuk karakter. Dalam untai rabithah yang dipanjat khusyu’ tiap
kali lingkaran kerinduan itu usai, kita rasakan ikatan. Bahkan ikatan itu kita rasai pula ketika jumpa ikhwah di
lain tempat yang sama sekali belum kita kenal, namun serasa sahabat nan lama tak jumpa. Itulah ta’liful
qulub, ikatan hati antar kader dakwah. Allah mengikat hati mereka dalam ikatan iman.
Dan rabithah itu kita kenal dari majelis-majelis halaqah. Tidakkah rasa yang sama ingin kita sebarkan pula
kepada umat ini.
Angin bertiup perlahan, saya dan murabbi masih duduk di kursi bambu, di bawah rimbun pohon mangga. Teh
pagi masih hangat. Ia sudah nampak tua, rambutnya sudah memutih. Matanya tak lagi bening. Lama sudah ia
jalani dakwah ini sejak tahun 80-an. Dakwah ini butuh kader yang mampu membina.
Ikhwah, sudahkah antum punya binaan?

12 Golongan orang yang didoakan malaikat

12 Golongan Orang Yang Didoakan Malaikat :
1⃣ Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
"Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa : Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci." (HR. Imam Ibnu Hibban dari Abdullah bin Umar)
2⃣ Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
"Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya: Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia."
(HR Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469)
3⃣ Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan."
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib)
4⃣ Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf."
(Para Imam, yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah)
5⃣ Para malaikat mengucapkan 'aamiin' ketika seorang Imam selesai membaca Al-Fatihah.
"Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu."
(HR. Imam Bukhari dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 782)
5⃣ Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
"Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu di antara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para
malaikat) berkata: Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia."
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106)
7⃣ Orang-orang yang melakukan shalat Shubuh dan 'Ashar secara berjama'ah.
"Para malaikat berkumpul pada saat shalat Shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'Ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'Ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?, mereka menjawab: Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat."
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 9140)
8⃣ Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
"Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan."
(HR. Imam Muslim dari Ummud Darda', Shahih Muslim 2733)
9⃣ Orang-orang yang berinfak.
"Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu di antara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit."
(HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Bukhari 1442 dan Shahih Muslim 1010)
🔟 Orang yang sedang makan sahur.
"Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (berdoa) kepada orang-orang yang sedang makan sahur. Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa sunnah."
(HR. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, dari Abdullah bin Umar)
1⃣1⃣ Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
"Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya, kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga Shubuh."
(HR. Imam Ahmad dari 'Ali bin Abi Thalib, Al Musnad 754)
1⃣2⃣ Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
"Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah di antara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain."
(HR. Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily)
Semoga Bermanfaat 😊

Motivasi Menghafal

Motivasi Menghafal Qur’an
kulwit @PencintaQuran
Saat ini Mimin lagi menyimak taushiyah Ust Abdul Aziz Al-Hafidz ttg #MotivasiMenghafal. Simak yaa kilasannya :)
“Kita hafal bgt alFatihah krn tak terhitung lagi brp kali kita mngulangnya. Sudahkah hafalanmu diulang sbnyk alFatihah?” #MotivasiMenghafal
“Kalau baru saja mngulang hfln alQuran bbrp kali, gak pantas mengeluh. Apalagi mnyalahkan ‘ini ayatnya susah bgt’.” #MotivasiMenghafal
“Katakan pada surat hafalanmu, ‘saya siap mengulangmu sbnyk seringnya sy mngulang alFatihah.” -UstAbdAziz #MotivasiMenghafal
“Bercita-citalah memiliki hafalan alQuran selancar kita melafalkan alFatihah.” -UstAbdAziz #MotivasiMenghafal
“‘janganlah mati kecuali dlm keadaan muslim’. Katakanlah, ‘Tdk ingin mati kecuali dlm keadaan mnghafal alQuran.” #MotivasiMenghafal
“Menghafal alQuran itu harus INTENSIF dan SEPANJANG HIDUP.” UstAbdAziz #MotivasiMenghafal
“Rasa jenuh bermula dari tak ada kesadaran iman & ibadah. Hati yg bersih takkan merasakn jenuh pd alQuran.” UstAbdAziz #MotivasiMenghafal
“Saat mnghafal akan bnyk cobaan. Seakan ditanya, ‘serius kamu ingin mnghafl alQuran?’ Agar diktahui siapa yg SERIUS.” #MotivasiMenghafal
“DOA INTENSIF. ‘Jk hny andalkan kmmpuan diri, sy ini tdk mmpu mnghafal ya Allah. Maka sy tawakkal pdMu mohon prtolongn.” #MotivasiMenghafal
“Berdoa pula dg TERUS MENERUS & dilakukan dg cara2 & di waktu2 mustajab. Ini hajat besar, sngat prlu prtolongan Allah.” #MotivasiMenghafal
“Selain berdoa, kita pun harus SALING MENDOAKAN. Doakan saudara ssama pnghafal alQuran, krn ia berbalik pd kita.” #MotivasiMenghafal
“Dengan menghafal alQuran itu pun berarti kita hendak memuliakan kedua orangtua kita.” UstAbdAziz #MotivasiMenghafal
“Sblum sy mnghafal, sy mulakan dg 100x shalawat. Agar sy mnghafal alQuran dlm keadaan dlimpahi rahmat Allah.” UstAbdAziz #MotivasiMenghafal
“Sy jg mmulakan mnghafal dg istighfar 100x. Jaminan u/ yg brtaubat adlh dlimpahi rizqi. Dan AlQuran itu rizqi terbesar.” #MotivasiMenghafal
“Bagaimana mengisi Bulan Ramadhan ini dg keimanan adalah dg terus meningkatkn interaksi kita dg alQuran.” UstAbdAziz #MotivasiMenghafal
“Upayakan aktivitas kita dg alQuran menjadi aktivitas utama dlm sehari-hari.” UstAbdAziz #MotivasiMenghafal
“Bagi yg tlah merasakan nikmatnya bercinta dg AlQuran, maka dia mngandaikan kseluruhan waktuny untk alQuran.” UstAbdAziz #MotivasiMenghafal
“Waktu tepat u/ menghafal alQuran adlh waktu ktka SIAP u/ mnghafal & kita harus punya WAKTU yg DEFINITIF bagi alQuran.” #MotivasiMenghafal
“Waktu yg definitif ini waktu yg DIKHUSUSKAN dan terjadwal untk alQuran. Dg bgitu kita akn sabar dlm mnghafal alQuran.” #MotivasiMenghafal
“Kesabaran itu prlu dbangun, salahsatu caranya adlh dg mmberikan waktu khusus untk alQuran. Hingga mnjd agenda harian.” #MotivasiMenghafal
“Kpn waktumu buat alQuran? | sesempatnya. | maka ga akn sempat2. JADWALKAN & KOMITMEN memenuhiny: ini KiatSabarMenghafal #MotivasiMenghafal
“Tak ada niat baik yg diupayakan trus mnerus, yg akn trus trkendalai, kecuali pd akhirnya Allah akn berikan KEMUDAHAN.” #MotivasiMenghafal
“Teruslah merayu diri dg AlQuran.” Ustadz Abdul Aziz #MotivasiMenghafal
“Bagi org beriman : smangat tak bermaksiat, jk berdosa sgra bertaubat. Yg tak beriman: menyepelekan maksiat.” UstAbdAziz
“Ktk maksiat itu trus brulang tnpa diikuti taubat & prbaikan diri, maka yg trjadi adlh HILANGNYA selera brsama alQuran.” #MotivasiMenghafal
“Jng jadikan alasan tak ingin mnghafal hny krn ada kmungkinan brdosa & ktkutan hilang hafalan. Org briman smngatnya smngat tak bermaksiat.”
“Saat maksiat tak diikuti taubat, maka brdampak selera brsama alQuran hilang, yg akn diikuti hilangnya hafalan alQuran.” #MotivasiMenghafal
“Seorang penghafal alQuran MUTLAK membutuhkan GURU. Tp jk blum ada jng sampai mnunda proses mnghafal alQuran.” #MotivasiMenghafal
“Ssungguhnya kbutuhan jiwa kita pd alQuran mlebihi kebutuhan raga kita pd makanan.” Ustadz Abdul Aziz #MotivasiMenghafal
Skian kilasan taushiyah Ustadz Abdul Aziz AlHafidz ttg #MotivasiMenghafal AlQuran. Yuk semangat mningktkn keimanan dg mnjadi Shohibul Quran.

16 Okt 2014

Hijab

Hikmah Pagi Taman Surga

Alhamdulillah, hijab syar'i kini mulai semarak dan mulai menjadi trend.
Ini adalah kebaikan dan kemuliaan.

Tapi setan ga mau ketinggalan.
Dia terus berusaha tetap menyesatkan walaw hijab sdh syar'i.

Setan menumbuhkan semangat di hati para muslimah utk mengoleksi hijab syar'i dg berbagai mode.
Serta membuatnya lupa dg semangat memperbaiki akhlaq.

Setan menjeratnya dg senang menumpuk-2 pakaian dan mengurangi sedekahnya.

Setan terus menumbuhkan smngtnya utk tampil cantik dan syar'i namun melupakan diri utk menambah ilmu agama.

Belum puas dg itu, setan menyemangati agar para wanita yg berhijab syar'i utk hadir di majelis-2 ta'lim dg tujuan, memamerkan koleksi hijab syar'i miliknya.

Setan pun semakin senang karena wanita muslimah sdh melupakan ilmu tawadhu dan kesederhanaan.
Hijabnya memang syar'i tapi mahalnya ga ketulungan.

Wanita muslimah pun menabung sedikit-2 utk beli hijab syar'i, dan melupakan tabungan ke tanah suci.
Lupa menabung utk qurban bahkan mudah menabung utk beli baju drpd keluar utk sedekah.

Ketika hijab syar'i yg baru dibelinya, ada sedikit cacatnya, pikirannya resah penuh kecewa.

Setan telah membuatnya lupa dg cacat sholatnya.
Cacat sedekahnya dan cacatnya baca Qur'an.

Jika hijab syar'i yg dimilikinya memiliki keindahan sempurna, ia tdk siap menyedekahkannya.
Hatinya telah menikah dg dunia dan bercerai dari Rabb-Nya.

Jika sudah demikian, masihkah punya keinginan mengoleksinya?

Milikilah hijab syar'i seperlunya.
Sederhanakanlah penampilan.
Belilah yg harganya tdk terlalu jauh dg harga kain kaffan.

Saat-2 begini, setan masih inget satu hal.
Dia membuat wanita muslimah yg belum berhijab syar'i bergumam;

"Mendingan gue. Walaw belum hijab syar'i, yg pentingkan hati gue."

jawab setan ;
"iyee... hati elu same aje. Maksudnya same ame gue.
Ngerasa punya hati suci dan bersih. itu namenye ujub bin takabur. itu khan dosa pertama gue sist. Hahaha... *Rotfl* Sukes dech gue..."

Awan Abdullah/74c4c446
Rumah Ta'aruf Taman Surga

28 Sep 2014

JANGAN BIARKAN SEMANGAT TURUN..

Di sekeliling kita ada orang2 yg lebih cepat dr kita..
Ada juga yg lebih lambat dr kita..
Apapun yg kita lihat dr orang lain tidak boleh melemahkan kita..itu gangguan setan..
Bila melihat yg lebih cepat maka kita makin semangat mengejar..
Bila ada yg lebih lambat..berbaik sangka aja..bisa jadi sdg banyak ujian kehidupan..dan bersyukurlah kita masih diberi kelapangan..
Maka tambahkan hafalannya..
Dan yang PALING PENTING..BerDO'A lah..
Dialah yg memegang hati kita..
Mintalah semangat kpdNya..
Laa haula wa laa quwwata illa billah..



KISAH INSPIRATIF YANG BANYAK MEMBUAT ORANG MENANGIS. AKIBAT MENGAMBIL UANG IBU RP 150

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. Ada satu kisah nyata yang sangat BERHARGA, diceritakan seorang trainer Kubik Leadership yang bernama Jamil Azzaini di kantor Bea dan Cukai Tipe A Bekasi sekitar akhir tahun 2005. Dalam berceramah agama, beliau menceritakan satu kisah dengan sangat APIK dan membuat air mata pendengar berurai. Berikut ini adalah kisahnya:
Pada akhir tahun 2003, istri saya selama 11 malam tidak bisa tidur. Saya sudah berusaha membantu agar istri saya bisa tidur, dengan membelai, diusap-usap, masih susah tidur juga. Sungguh cobaan yang sangat berat. Akhirnya saya membawa istri saya ke RS Citra Insani yang kebetulan dekat dengan rumah saya. Sudah 3 hari diperiksa tapi dokter tidak menemukan penyakit istri saya. 
Kemudian saya pindahkan istri saya ke RS Azra, Bogor. Selama berada di RS Azra, istri saya badannya panas dan selalu kehausan. Setelah dirawat 3 bulan di RS Azra, penyakit istri saya belum juga diketahui penyakitnya.
Akhirnya saya putuskan untuk pindah ke RS Harapan Mereka di Jakarta dan langsung di rawat di ruang ICU. Satu malam berada di ruang ICU pada waktu itu senilai Rp 2,5 juta. Badan istri saya –maaf- tidak memakai sehelai pakaian pun. Dengan ditutupi kain, badan istri saya penuh dengan kabel yang disambungkan ke monitor untuk mengetahui keadaan istri saya. Selama 3 minggu penyakit istri saya belum bisa teridentifikasi, tidak diketahui penyakit apa sebenarnya.
Kemudian pada minggu ke-tiga, seorang dokter yang menangani istri saya menemui saya dan bertanya,
“Pak Jamil, kami minta izin kepada pak Jamil untuk mengganti obat istri bapak.”
“Dok, kenapa hari ini dokter minta izin kepada saya, padahal setiap hari saya memang gonta-ganti mencari obat untuk istri saya, lalu kenapa hari ini dokter minta izin ?”
“Ini beda pak Jamil. Obatnya lebih mahal dan obat ini nantinya disuntikkan ke istri bapak.”
“Berapa harganya dok?”
“Obat untuk satu kali suntik 12 juta pak.”
“Satu hari berapa kali suntik dok?”

Sehari 3 kali suntik.”
“Berarti sehari 36 juta dok?”
“Iya pak Jamil.”
“Dok, 36 juta bagi saya itu besar sedangkan tabungan saya sekarang hampir habis untuk menyembuhkan istri saya. Tolong dok, periksa istri saya sekali lagi. Tolong temukan penyakit istri saya dok.”
“Pak Jamil, kami juga sudah berusaha namun kami belum menemukan penyakit istri bapak. Kami sudah mendatangkan perlengkapan dari RS Cipto dan banyak laboratorium namun penyakit istri bapak tidak ketahuan.”
“Tolong dok…., coba dokter periksa sekali lagi. Dokter yang memeriksa dan saya akan berdoa kepada Rabb saya. Tolong dok dicari”
“Pak Jamil, janji ya kalau setelah pemeriksaan ini kami tidak juga menemukan penyakit istri bapak, maka dengan terpaksa kami akan mengganti obatnya.” Kemudian dokter memeriksa lagi.
“Iya dok.”
Setelah itu saya pergi ke mushola untuk shalat dhuha dua raka’at. Selesai shalat dhuha, saya berdoa dengan menengadahkan tangan memohon kepada Allah, -setelah memuji Allah dan bershalawat kepada Rasululloh,
“Ya Allah, ya Tuhanku….., gerangan maksiat apa yang aku lakukan. Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga engkau menguji aku dengan penyakit istriku yang tak kunjung sembuh. Ya Allah, aku sudah lelah. Tunjukkanlah kepadaku ya Allah, gerangan energi negatif apakah yang aku lakukan sehingga istriku sakit tak kunjung sembuh ? sembuhkanlah istriku ya Allah. Bagimu amat mudah menyembuhkan penyakit istriku semudah Engkau mengatur Milyaran planet di muka bumi ini ya Allah.”
Kemudian secara tiba-tiba ketika saya berdoa, “Ya Allah, gerangan maksiat apa yang pernah aku lakukan? Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga aku diuji dengan penyakit istriku tak kunjung sembuh?” saya teringat kejadian berpuluh-puluh tahun yang lalu, yaitu ketika saya mengambil uang ibu sebanyak Rp150,-.
Dulu, ketika kelas 6 SD, SPP saya menunggak 3 bulan. Pada waktu itu SPP bulanannya adalah Rp 25,. Setiap pagi wali kelas memanggil dan menanyakan saya, “JaMil, kapan membayar SPP ? JaMil, kapan membayar SPP ? JaMil, kapan membayar
SPP ?” Malu saya. Dan ketika waktu istrirahat saya pulang dari sekolah, saya menemukan ada uang Rp150, di bawah bantal ibu saya. Saya mengambilnya. Rp75,- untuk membayar SPP dan Rp75,- saya gunakan untuk jajan.
Saya kemudian bertanya, kenapa ketika berdoa, “Ya Allah, gerangan maksiat apa? Gerangan energi negatif apa yang aku lakukan sehingga penyakit istriku tak kunjung sembuh?” saya diingatkan dengan kejadian kelas 6 SD dulu ketika saya mengambil uang ibu. Padahal saya hampir tidak lagi mengingatnya ??. Maka saya berkesimpulan mungkin ini petunjuk dari Allah. Mungkin inilah yang menyebabkan istri saya sakit tak kunjung sembuh dan tabungan saya hampir habis. Setelah itu saya menelpon ibu saya,
“Assalamu’alaikum Ma…”
“Wa’alaikumus salam Mil….” Jawab ibu saya.
“Bagaimana kabarnya Ma ?”
“Ibu baik-baik saja Mil.”
“Trus, bagaimana kabarnya anak-anak Ma ?”
“Mil, mama jauh-jauh dari Lampung ke Bogor untuk menjaga anak-anakmu. Sudah kamu tidak usah memikirkan anak-anakmu, kamu cukup memikirkan istrimu saja. Bagaimana kabar istrimu Mil, bagaimana kabar Ria nak ?” –dengan suara terbata-bata dan menahan sesenggukan isak tangisnya-.
“Belum sembuh Ma.”
“Yang sabar ya Mil.”
Setelah lama berbincang sana-sini –dengan menyeka butiran air mata yang keluar-, saya bertanya, “Ma…, Mama masih ingat kejadian beberapa tahun yang lalu ?”
“Yang mana Mil ?”
“Kejadian ketika Mama kehilangan uang Rp150,- yang tersimpan di bawah bantal ?”
Kemudian di balik ujung telephon yang nun jauh di sana, Mama berteriak, (ini yang membuat bulu roma saya merinding setiap kali mengingatnya)
“Mil, sampai Mama meninggal, Mama tidak akan melupakannya.” (suara mama semakin pilu dan menyayat hati),
“Gara-gara uang itu hilang, mama dicaci-maki di depan banyak orang. Gara-gara uang itu hilang mama dihina dan direndahkan di depan banyak orang. Pada waktu itu mama punya hutang sama orang kaya di kampung kita Mil. Uang itu sudah siap dan mama simpan di bawah bantal namun ketika mama pulang, uang itu sudah tidak ada. Mama memberanikan diri mendatangi o
rang kaya itu, dan memohon maaf karena uang yang sudah mama siapkan hilang. 
Mendengar alasan mama, orang itu merendahkan mama Mil. Orang itu mencaci-maki mama Mil. Orang itu menghina mama Mil, padahal di situ banyak orang. ...rasanya Mil. Mamamu direndahkan di depan banyak orang padahal bapakmu pada waktu itu guru ngaji di kampung kita Mil tetapi mama dihinakan di depan banyak orang. SAKIT.... SAKIT... SAKIT rasanya.”
Dengan suara sedu sedan setelah membayangkan dan mendengar penderitaan dan sakit hati yang dialami mama pada waktu itu, saya bertanya, “Mama tahu siapa yang mengambil uang itu ?”
“Tidak tahu Mil…Mama tidak tahu.”
Maka dengan mengakui semua kesalahan, saya menjawab dengan suara serak,
“Ma, yang mengambil uang itu saya Ma….., maka melalui telphon ini saya memohon keikhlasan Mama. Ma, tolong maafkan Jamil Ma…., Jamil berjanji nanti kalau bertemu sama Mama, Jamil akan sungkem sama mama. Maafkan saya Ma, maafkan saya….”
Kembali terdengar suara jeritan dari ujung telephon sana,
“Astaghfirullahal ‘Azhim….. Astaghfirullahal ‘Azhim….. Astaghfirullahal ‘Azhim…..Ya Allah ya Tuhanku, aku maafkan orang yang mengambil uangku karena ia adalah putraku. Maafkanlah dia ya Allah, ridhailah dia ya Rahman, ampunilah dia ya Allah.”
“Ma, benar mama sudah memaafkan saya ?”
“Mil, bukan kamu yang harus meminta maaf. Mama yang seharusnya minta maaf sama kamu Mil karena terlalu lama mama memendam dendam ini. Mama tidak tahu kalau yang mengambil uang itu adalah kamu Mil.”
“Ma, tolong maafkan saya Ma. Maafkan saya Ma?”
“Mil, sudah lupakan semuanya. Semua kesalahanmu telah saya maafkan, termasuk mengambil uang itu.”
“Ma, tolong iringi dengan doa untuk istri saya Ma agar cepat sembuh.”
“Ya Allah, ya Tuhanku….pada hari ini aku telah memaafkan kesalahan orang yang mengambil uangku karena ia adalah putraku. Dan juga semua kesalahan-kesalahannya yang lain. Ya Allah, sembuhkanlah penyakit menantu dan istri putraku ya Allah.”
Setelah itu, saya tutup telephon dengan mengucapkan terima kasih kepada mama. Dan itu selesai pada
pukul 10.00 wib, dan pada pukul 11.45 wib seorang dokter mendatangi saya sembari berkata,
“Selamat pak Jamil. Penyakit istri bapak sudah ketahuan.”
“Apa dok?”
“Infeksi prankreas.”
Saya terus memeluk dokter tersebut dengan berlinang air mata kebahagiaan, “Terima kasih dokter, terima kasih dokter. Terima kasih, terima kasih dok.”
Selesai memeluk, dokter itu berkata, “Pak Jamil, kalau boleh jujur, sebenarnya pemeriksaan yang kami lakukan sama dengan sebelumnya. Namun pada hari ini terjadi keajaiban, istri bapak terkena infeksi prankreas. Dan kami meminta izin kepada pak Jamil untuk mengoperasi cesar istri bapak terlebih dahulu mengeluarkan janin yang sudah berusia 8 bulan. Setelah itu baru kita operasi agar lebih mudah.”
Setelah selesai, dan saya pastikan istri dan anak saya selamat, saya kembali ke Bogor untuk sungkem kepada mama bersimpuh meminta maaf kepadanya, “Terima kasih Ma…., terima kasih Ma.”
Namun…., itulah hebatnya seorang ibu. Saya yang bersalah namun justru mama yang meminta maaf. “Bukan kamu yang harus meminta maaf Mil, Mama yang seharusnya minta maaf.”
Sahabat ... Sungguh benar sabda Rasulullaah shalallaahu ’alaihi wa sallam :
"Ridho Allah tergantung kepada keridhoan orang tua dan murka Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua" (HR Bukhori, Ibnu Hibban, Tirmidzi, Hakim)
"Ada tiga orang yang tidak ditolak doa mereka: orang yang berpuasa sampai dia berbuka, seorang penguasa yang adil, dan doa orang yang teraniaya. Doa mereka diangkat Allah ke atas awan dan dibukakan baginya pintu langit dan Allah bertitah, 'Demi keperkasaan-Ku, Aku akan memenangkanmu (menolongmu) meskipun tidak segera." (HR. Attirmidzi)
Kita dapat mengambil HIKMAH bahwa:
Bila kita seorang anak ...
Janganlah sekali-kali membuat marah orang tua, karena murka mereka akan membuat murka Allah subhanahu wa ta’ala. Dan bila kita ingin selalu diridloi-Nya maka buatlah selalu orang tua kita ridlo kepada kita.
Jangan sampai kita berbuat zholim atau aniaya kepada orang lain, apalagi kepada kedua orang tua, karena doa orang terani
aya itu terkabul.
Bila kita sebagai orang tua ...
Berhati-hatilah pada waktu marah kepada anak, karena kemarahan kita dan ucapan kita akan dikabulkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, dan kadang penyesalan adalah ujungnya.
Doa orang tua adalah makbul, bila kita marah kepada Anak, Berdoalah untuk kebaikan anak-anak kita, maafkanlah mereka.
Semoga kita di karuniai anak keturunan yang shaleh dan shalehah, yang pintar dan kreatif dan menjadi kebanggaan kita dalam kebaikan.
Mutiara Salaf📚

Nasihat untuk penghapal al quran

Maulana Al-Furqon, Al-Hafizh (Sekjen Damai)
Saudaraku penghafal Al Quran…
Ini adalah harta simpanan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala percayakan disimpan di dalam dadamu, dan ini adalah kedudukan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala pilihkan atasmu untuk menempatinya, dan ini adalah kemuliaan yang engkau raih dimana pada hakikatnya adalah tanggung jawab yang dibebankan pada pundakmu, amanat yang wajib atasmu menunaikannya.
Maka selayaknya atasmu memuliakan Al Quran dalam dadamu dan menjaga dirimu dari penghambaan terhadap ahli dunia. Juga wajib engkau melazimi perilaku tawadhu’, tenang, serta berwibawa.
Hati-hatilah dari kesombongan dan takabur tatkala engkau mendengar pujian manusia atasmu. Maka ketahuilah bahwasannya riya dapat meluluh-lantakkan amal-amal shalihmu.
Bersemangatlah dalam melaksanakan kebaikan serta menjauhi maksiat maupun syubhat.
Berkata Abdullah bin Mas’ud radhiallahu’anhu : “Adalah selayaknya bagi para penghapal Al Quran terbedakan saat malamnya ketika manusia terlelap, tatkala siangnya ketika manusia berbuka, tatkala sedihnya ketika manusia bergembira, tatkala menangisnya ketika manusia tertawa, tatkala diamnya ketika manusia banyak berbicara, dan dengan kekhusyuannya ketika manusia lalai.”
Dari Hasan Al Bashri rahimahulloh : “Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian menganggap Al Quran sebagai kumpulan surat dari Rabb mereka, oleh karenanya mereka metaddaburinya di saat malam serta mengamalkannya di siang hari.”
Dari Fudhoil bin ‘Iyadh rahimahulloh : “Pembawa (penghapal) Al Quran adalah pembawa panji Islam, tidak tidak selayaknya dia bergurau bersama orang-orang yang lupa, tidak lupa bersama orang-orang yang lupa, serta tidak banyak cakap bersama orang-orang yang banyak cakap, sebagai pemuliaan terhadap haqnya Al Quran.”
Pertama dari apa-apa yang seharusnya bagi penghapal Al Quran adalah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam semua keadaan, bersikap waro’ dalam makan, minum, pakaian, serta perilakunya, tanggap terhadap zaman dan kerusakan penduduk dunia.
Maka dia memperingatkan mereka dalam beragama, menjaga lisan, terbedakan dalam bicaranya, sedikit dari berlebihan pada apa-apa yang tak bermanfaat, sangat takut akan lisannya lebih takut daripada musuhnya, mawas diri dari hawa nafsu yang dapat membuat Allah Subhanahu wa Ta’ala murka.
Bergumul dengan Al Quran untuk mendidik jiwa yang dengannya cita-citanya adalah dapat paham terhadap apa-apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kabarkan dari ketaatan dan menjauhi maksiat.
Bukanlah cita-citanya: Kapan aku mengkhatamkan surat ini?
Cita-citanya adalah :
Kapan aku merasa cukup hanya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala bukan selainnya?
Kapan aku menjadi orang bertakwa?
Kapan aku menjadi orang yang berbuat ihsan?
Kapan aku menjadi orang yang bertawakkal?
Kapan aku khusyu beribadah?
Kapan aku bertaubat dari dosa-dosa?
Kapan aku bersyukur atas segala nikmat ini?
Kapan aku paham dari yang aku baca?
Kapan aku malu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan malu yang sebenarnya?
Kapan aku menyibukkan mataku dengan Al Quran?
Kapan aku perbaiki kejelekan-kejelekan urusanku?
Kapan aku mengoreksi diri?
Kapan aku membekali diri untuk kehidupan setelah mati di akhirat kelak?
Seorang mukmin yang berakal tatkala membaca Al Quran maka Al Quran itu bagaikan cermin di matanya sehingga dia bisa melihat apa yang bagus atau jelek dari perilakunya, maka apa-apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala peringatkan, dia merasa diperingatkan dan apa-apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ancamkan dari siksa, dia merasa takut.
Maka orang yang memiliki sifat seperti ini atau paling tidak dekat dengan sifat tersebut, maka Al Quran akan menjadi saksi serta memberinya syafaat.
(Dinukil dari kitab Warottilil qur’ana tartila, Washoya wa Tanbihaat fit Tilawati wal Hifdzi wal Muroja’ati dengan pengurangan dan perubahan sedikit)

25 Sep 2014

Meningkatkan Derajat Menuju SyurgaNya

Bismillahirrahmanirrahim...
1 Dzulhijjah 1435H
Kajian Ma'rifatullah malam ini sedikit berasa beda. Ba'da sholat isya di Darutauhid (DT), aku sedikit berfirasat "seperti si ustad yang dinanti tidak hadir nih" aku bisa berfirasat seperti itu, karena tidak seperti biasanya, biasanya ada suara yang terdengar "sebentar lagi kita mulai kajian kita" namun...malam ini tidak demikian.
Sempat bersu'udzon malam ini bakalan tidak "seru". Namun, buru-buru aku menepis perasaan itu,  aku buru-buru bicara pada hatiku "luruskan niat, kamu kesini bulan untuk melihat si da'i melainkan mengikuti kajian"
Alhamdulillah, allah swt menetralkan hatiku.
Sekilas ku dengar nama ustad yang menggantikan aa gym adalah KH zulkarnain.
Ekspresiku masih biasa saja sih...
Tapi...setelah seorang berjubah putih duduk di mimbar, aku mulai ingat, dan aku banyak-banyak mengucap hamdalah.
Terimakasih allah...engkau memberikan aku kesempatan untuk melihat secara live ustad kondang yang selama ini menjadi salah satu ustad yang aku kagumi.
Sempat aku bergumam pada ibu-ibu yang sebelumnya sudah teibat komunikasi denganku (baru kenal sih) oooh...ustad ini...(gumamku)
"Siapa? " (kata si ibu)
Ku lihat si ibu juga kecewa dengan ketidak hadiran aa gym.
Lalu ku jawab si ibu "itu bu...ustad yang suka ngisi khutbah di istiqlal, yang suka bareng arifin ilham juga"
"Iya, sepertinya bukan orang bandung ya"
"Iya bu..."
Aku semakin antusias mendengar tausiyahnya.
Semakin lama semakin menarik.
Sesekali kami tertawa mendengar kalimat-kalimat lucu yang keluar di sela-sela tausiyahnya. Dan sesekali kami tertegun.
Beberapa yang bisa ku tuliskan disini tentang panjang lebar penjelasannya anatara lain.
1. Tentang tingakatan nafsu
2. Tentang cara meningkatkan derajat dihadapan allah swt dalam meraih syurgaNya
Malaikat, Manusia dan Binatang itu jelas bedanya.
Malaikat memiliki akal namun tak bernafsu, karna malaikat bekerja hanya sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh allah swt.
Binatang memiliki nafsu, namun binatang tidak memiliki akal. Binatang bekerja sesuai kehendak nafsunya saja tanpa berfikir bagaimana buruk baiknya.
Sedangkan manusia berada diantaranya, manusia memiliki akal dan juga nafsu.
Nah disinilah keistimewaan manusia. Manusia bisa memilih amal untuk dikerjakan,  sedangkan malaikat hanya melakukan 1 amal. Manusia memang telah diistimewakan oleh allah swt. Tinggal qt saja yang menyikapai bagaimana kita mengistimewakan diri. ^_^
Manusia yang memiliki nafsu paling baik adalah baginda nabi Muhammad SAW.
Tingakatan nafsu dari yang paling rendah adalah
A. Nafsu amarah
Nafsu yang membuat keinginan untuk berbuat jelek
B. Nafsu lawwamah
Nafsu yang ketika kita berbuat jelek, hati kita merasa menyesal.
C. Nafsu Mutmainnah
Jiwa yang sudah pada.tingkat ketenangan
D. Nafsu Rodhiyah
Nafsu yang sudah mengarah pada RobbNya saja
E. Nafsu karimah (sedikit ndak yakin, karna aku sedikit lupa)
sudah pada tingkat rasulullah
Poin C dan D keutamaannya lihat surat al fajr 26-30
2. Dalam meningkatkan derajat kita sebagai manusia adalah
A. Meningkatkan mutu ibadah wajib
B. Menambah ibadah sunnah
C. Mengurangi yang boleh
D. Meninggalkan yang makruh
E. Menjauhi yang haram
Demikianlah,
Wallahualam
Wassalam...

"Karena Ukuran Kita Tak Sama.." Oleh Salim A. Fillah

(dalam Inspirasi. 02/04/2012)
Seperti sepatu yang kita pakai, tiap kaki memiliki ukurannya..
memaksakan tapal kecil untuk telapak besar akan menyakiti..
memaksakan sepatu besar untuk tapal kecil merepotkan...
Kaki-kaki yang nyaman dalam sepatunya akan berbaris rapi-rapi...
~~~
Seorang lelaki tinggi besar berlari-lari di tengah padang. Siang itu, mentari seakan didekatkan hingga sejengkal. Pasir membara, ranting-ranting menyala dalam tiupan angin yang keras dan panas. Dan lelaki itu masih berlari-lari. Lelaki itu menutupi wajah dari pasir yang beterbangan dengan surbannya, mengejar dan menggiring seekor anak unta.
Di padang gembalaan tak jauh darinya, berdiri sebuah dangau pribadi berjendela. Sang pemilik, ’Utsman ibn ‘Affan, sedang beristirahat sambil melantun Al Quran, dengan menyanding air sejuk dan buah-buahan. Ketika melihat lelaki nan berlari-lari itu dan mengenalnya,
“Masya Allah” ’Utsman berseru, ”Bukankah itu Amirul Mukminin?!”
Ya, lelaki tinggi besar itu adalah ‘Umar ibn Al Khaththab.
”Ya Amirul Mukminin!” teriak ‘Utsman sekuat tenaga dari pintu dangaunya,
“Apa yang kau lakukan tengah angin ganas ini? Masuklah kemari!”
Dinding dangau di samping Utsman berderak keras diterpa angin yang deras.
”Seekor unta zakat terpisah dari kawanannya. Aku takut Allah akan menanyakannya padaku. Aku akan menangkapnya. Masuklah hai ‘Utsman!” ’Umar berteriak dari kejauhan. Suaranya bersiponggang menggema memenuhi lembah dan bukit di sekalian padang.
“Masuklah kemari!” seru ‘Utsman,“Akan kusuruh pembantuku menangkapnya untukmu!”.
”Tidak!”, balas ‘Umar, “Masuklah ‘Utsman! Masuklah!”
“Demi Allah, hai Amirul Mukminin, kemarilah, Insya Allah unta itu akan kita dapatkan kembali.“
“Tidak, ini tanggung jawabku. Masuklah engkau hai ‘Utsman, anginnya makin keras, badai pasirnya mengganas!”
Angin makin kencang membawa butiran pasir membara. ‘Utsman pun masuk dan menutup pintu dangaunya. Dia bersandar dibaliknya & bergumam,
”Demi Allah, benarlah Dia & RasulNya. Engkau memang bagai Musa. Seorang yang kuat lagi terpercaya.”
‘Umar memang bukan ‘Utsman. Pun juga sebaliknya. Mereka berbeda, dan masing-masing menjadi unik dengan watak khas yang dimiliki.
‘Umar, jagoan yang biasa bergulat di Ukazh, tumbuh di tengah bani Makhzum nan keras & bani Adi nan jantan, kini memimpin kaum mukminin. Sifat-sifat itu –keras, jantan, tegas, tanggungjawab & ringan tangan turun gelanggang – dibawa ‘Umar, menjadi ciri khas kepemimpinannya.
‘Utsman, lelaki pemalu, anak tersayang kabilahnya, datang dari keluarga bani ‘Umayyah yang kaya raya dan terbiasa hidup nyaman sentausa. ’Umar tahu itu. Maka tak dimintanya ‘Utsman ikut turun ke sengatan mentari bersamanya mengejar unta zakat yang melarikan diri. Tidak. Itu bukan kebiasaan ‘Utsman. Rasa malulah yang menjadi akhlaq cantiknya. Kehalusan budi perhiasannya. Kedermawanan yang jadi jiwanya. Andai ‘Utsman jadi menyuruh sahayanya mengejar unta zakat itu, sang budak pasti dibebaskan karena Allah & dibekalinya bertimbun dinar.
Itulah ‘Umar. Dan inilah ‘Utsman. Mereka berbeda.
Bagaimanapun, Anas ibn Malik bersaksi bahwa ‘Utsman berusaha keras meneladani sebagian perilaku mulia ‘Umar sejauh jangkauan dirinya. Hidup sederhana ketika menjabat sebagai Khalifah misalnya.
“Suatu hari aku melihat ‘Utsman berkhutbah di mimbar Nabi ShallaLlaahu ‘Alaihi wa Sallam di Masjid Nabawi,” kata Anas . “Aku menghitung tambalan di surban dan jubah ‘Utsman”, lanjut Anas, “Dan kutemukan tak kurang dari tiga puluh dua jahitan.”
Dalam Dekapan ukhuwah, kita punya ukuran-ukuran yang tak serupa. Kita memiliki latar belakang yang berlainan. Maka tindak utama yang harus kita punya adalah; jangan mengukur orang dengan baju kita sendiri, atau baju milik tokoh lain lagi.
Dalam dekapan ukhuwah setiap manusia tetaplah dirinya. Tak ada yang berhak memaksa sesamanya untuk menjadi sesiapa yang ada dalam angannya.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat tulus pada saudara yang sedang diberi amanah memimpin umat. Tetapi jangan membebani dengan cara membandingkan dia terus-menerus kepada ‘Umar ibn ‘Abdul ‘Aziz.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat pada saudara yang tengah diamanahi kekayaan. Tetapi jangan membebaninya dengan cara menyebut-nyebut selalu kisah berinfaqnya ‘Abdurrahman ibn ‘Auf.
Dalam dekapan ukhuwah, berilah nasehat saudara yang dianugerahi ilmu. Tapi jangan membuatnya merasa berat dengan menuntutnya agar menjadi Zaid ibn Tsabit yang menguasai bahasa Ibrani dalam empat belas hari.
Sungguh tidak bijak menuntut seseorang untuk menjadi orang lain di zaman yang sama, apalagi menggugatnya agar tepat seperti tokoh lain pada masa yang berbeda. ‘Ali ibn Abi Thalib yang pernah diperlakukan begitu, punya jawaban yang telak dan lucu.
“Dulu di zaman khalifah Abu Bakar dan ‘Umar”, kata lelaki kepada ‘Ali, “Keadaannya begitu tentram, damai dan penuh berkah. Mengapa di masa kekhalifahanmu, hai Amirul Mukminin, keadaanya begini kacau dan rusak?”
“Sebab,” kata ‘Ali sambil tersenyum, “Pada zaman Abu Bakar dan ‘Umar, rakyatnya seperti aku. Adapun di zamanku ini, rakyatnya seperti kamu!”
Dalam dekapan ukhuwah, segala kecemerlangan generasi Salaf memang ada untuk kita teladani. Tetapi caranya bukan menuntut orang lain berperilaku seperti halnya Abu Bakar, ‘Umar, 'Utsman atau ‘Ali.
Sebagaimana Nabi tidak meminta Sa’d ibn Abi Waqqash melakukan peran Abu Bakar, fahamilah dalam-dalam tiap pribadi. Selebihnya jadikanlah diri kita sebagai orang paling berhak meneladani mereka. Tuntutlah diri untuk berperilaku sebagaimana para salafush shalih dan sesudah itu tak perlu sakit hati jika kawan-kawan lain tak mengikuti.
Sebab teladan yang masih menuntut sesama untuk juga menjadi teladan, akan kehilangan makna keteladanan itu sendiri. Maka jadilah kita teladan yang sunyi dalam dekapan ukhuwah.
Ialah teladan yang memahami bahwa masing-masing hati memiliki kecenderungannya, masing-masing badan memiliki pakaiannya dan masing-masing kaki mempunyai sepatunya. Teladan yang tak bersyarat dan sunyi akan membawa damai. Dalam damai pula keteladannya akan menjadi ikutan sepanjang masa.
Selanjutnya, kita harus belajar untuk menerima bahwa sudut pandang orang lain adalah juga sudut pandang yang absah. Sebagai sesama mukmin, perbedaan dalam hal-hal bukan asasi tak lagi terpisah sebagai “haq” dan “bathil”. Istilah yang tepat adalah “shawab” dan “khatha”.
Tempaan pengalaman yang tak serupa akan membuatnya lebih berlainan lagi antara satu dengan yang lain.
Seyakin-yakinnya kita dengan apa yang kita pahami, itu tidak seharusnya membuat kita terbutakan dari kebenaran yang lebih bercahaya.
Imam Asy Syafi’i pernah menyatakan hal ini dengan indah. “Pendapatku ini benar,” ujar beliau, ”Tetapi mungkin mengandung kesalahan. Adapun pendapat orang lain itu salah, namun bisa jadi mengandung kebenaran.”
sepenuh cinta..
Diambil dari buku 'Lapis2 Keberkahan', Salim A. Fillah.

Ikhlas Itu

menentukan diterima atau tidak diterimanya aktivitas kita sebagai ibadah,
Karenanya pastikan ia senantiasa menyertai setiap aktivitas kita
🔸Ikhlas itu…. Ketika nasehat, kritik dan bahkan fitnah, tidak mengendorkan amalmu dan tidak membuat semangatmu punah.
🔸 Ikhlas itu… Ketika hasil tak sebanding usaha dan harapan, tak membuatmu menyesali amal dan tenggelam dalam kesedihan.
🔸 Ikhlas itu… Ketika amal tidak bersambut apresiasi sebanding, tak membuatmu urung bertanding.
🔸 Ikhlas itu… Ketika niat baik disambut berbagai prasangka, kamu tetap berjalan tanpa berpaling muka.
🔸 Ikhlas itu… Ketika sepi dan ramai, sedikit atau banyak, menang atau kalah, kau tetap pada jalan lurus dan terus melangkah.
🔸 Ikhlas itu… ketika kau lebih mempertanyakan apa amalmu dibanding apa posisimu, apa peranmu dibanding apa kedudukanmu, apa tugasmu dibanding apa jabatanmu.
🔸 Ikhlas itu.. ketika ketersinggungan pribadi tak membuatmu keluar dari barisan dan merusak tatanan.
🔸 Ikhlas itu… ketika posisimu di atas, tak membuatmu jumawa, ketika posisimu di bawah tak membuatmu enggan bekerja.
🔸 Ikhlas itu… ketika khilaf mendorongmu minta maaf, ketika salah mendorongmu berbenah, ketika ketinggalan mendorongmu mempercepat kecepatan.
🔸 Ikhlas itu… ketika kebodohan orang lain terhadapmu, tidak kau balas dengan kebodohanmu terhadapnya, ketika kedzalimannya terhadapmu, tidak kau balas dengan kedzalimanmu terhadapnya.
🔸 Ikhlas itu… ketika kau bisa menghadapi wajah marah dengan senyum ramah, kau hadapi kata kasar dengan jiwa besar, ketika kau hadapi dusta dengan menjelaskan fakta.
🔸 Ikhlas itu…. Gampang diucapkan, sulit diterapkan….. namun tidak mustahil diusahakan….
🔸 Ikhlas itu... Seperti surat Al Ikhlas.. Tak ada kata ikhlas di dalamnya...

"Rizqi dan Ikhtiar"

Mungkin kau tak tahu di mana rizqimu. Tapi rizqimu tahu di mana engkau. Dari langit, laut, gunung, & lembah; Rabb memerintahkannya menujumu.

Allah berjanji menjamin rizqimu. Maka melalaikan ketaatan padaNya demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminNya adalah kekeliruan berganda.

Tugas kita bukan mengkhawatiri rizqi atau bermuluk cita memiliki; melainkan menyiapkan jawaban "Dari Mana" & "Untuk Apa" atas tiap karunia.

Betapa banyak orang bercita menggenggam dunia; dia alpa bahwa hakikat rizqi bukanlah yang tertulis dalam angka; tapi apa yang dinikmatinya.

Betapa banyak orang bekerja membanting tulangnya, memeras keringatnya; demi angka simpanan gaji yang mungkin esok pagi ditinggalkannya mati.

Maka amat keliru jika bekerja dimaknai mentawakkalkan rizqi pada perbuatan kita. Bekerja itu bagian dari ibadah. Sedang rizqi itu urusanNya.

Kita bekerja tuk bersyukur, menegakkan taat & berbagi manfaat. Tapi rizqi tak selalu terletak di pekerjaan kita; Allah taruh sekehendakNya.

Bukankah Hajar berlari 7x bolak-balik dari Shafa ke Marwa; tapi Zam-zam justru terbit di kaki bayinya? Ikhtiar itu laku perbuatan. Rizqi itu kejutan.

Ia kejutan tuk disyukuri hamba bertaqwa; datang dari arah tak terduga. Tugasnya cuma menempuh jalan halal; Allah lah yang melimpahkan bekal.

Sekali lagi; yang terpenting di tiap kali kita meminta & Allah memberi karunia; jaga sikap saat menjemputnya & jawab soalanNya, "Buat apa?"

Betapa banyak yang merasa memiliki manisnya dunia; lupa bahwa semua hanya "hak pakai" yang halalnya akan dihisab & haramnya akan di'adzab.

Banyak yang mencampakkan keikhlasan 'amal demi tambahan harta, plus dibumbui kata tuk bantu sesama; lupa bahwa 'ibadah apapun semata atas pertolonganNya.

Dengan itu kita mohon "Ihdinash Shirathal Mustaqim"; petunjuk ke jalan orang nan diberi nikmat ikhlas di dunia & nikmat ridhaNya di akhirat.

Maka segala puji bagi Allah; hanya dengan nikmatNya-lah menjadi sempurna semua kebajikan.
Ya Allah mudahkanlah kami dalam mensyukuri karuniaMU..
Istiqomahkan kami dalam taat padaMU..
Matikanlah kami dalam keadaan ridho dan diridhoi..
Amiin...

8 Agu 2014

WANITA

Wanita
Wanita tidak diciptakan dari tulang kepala karena mereka bukan untuk dijadikan pemikir
Wanita tidk diciptakan dari tulang kaki karena mereka bukan untuk dinjak-injak
Melainkan...
Wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, dekat dengan tangan dekat dengan hati
Karena itulah...
Dekat dengan tangan, wanita hendaknya dirangkul, dijaga dan dilindungi
Dekat dengan hati, wanita hendaknya disayang dan dimengerti
Tulang rusuk yang bengkok, wanita hendaknya dengan lembut dinasehati dengan pelan dibimbing untuk menjadi lurus.
Wanita
Bukan untuk disakiti ataupun dimanfaatkan atas anugerah yang allah berikan padanya.
Baik itu kecantikannya kebaikannya dan kepolosannya.
Karna
Wanita hadir menjadi pendamping bagi adam as dalam menentramkan hati yang gundah
Hadir menjadi penyemangat bagi muhammad saw dalam dakwah
Hadir menjadi obat rindu sang buah hati bagi ibrahim as.
Hadir untuk merawat isa as
Berikut salah satu hadist yang berkaitan dengan wanita:
Al Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shallallhu ‘alaihi wa
sallam, beliau bersabda, yang artinya :
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari
Akhir, janganlah ia mengganggu tetangganya, dan
berbuat baiklah kepada wanita. Sebab, mereka
diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk
yang paling bengkok adalah bagian atasnya. Jika
engkau meluruskannya, maka engkau
mematahkannya dan jika engkau biarkan, maka
akan tetap bengkok. Oleh karena itu, berbuatlah
baik kepada wanita.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Wallahualam.

7 Jun 2014

Diam dalam Sikap, Agresif dalam Do'a

Diam dalam sikap, namun agresif dalam do'a. Ku fikir itulah simpulan yang tepat dari obrolan grup whatsapp kami  ^_^

Sore itu, guru spiritual mengirimkan komik singkat ke grup kami. Karena proses loading yang lama, aku belum tertarik untuk membacanya, namun setelah ku lihat lagi percakapan di grup itu, ku lihat ada yang berkomentar, komentarnya cukup membutku penasaran dengan komik singkat itu.
Halaman pertama, bertuliskan judul Ketika Kau Jatuh Cinta.


Aku yang suka iseng, langsung nyeletuk di grup itu...dan teriak ke guru spiritual "order 1 yang seperti daud (nama ikhwan di komik itu)" Hehe cuma becanda aja sih sebenarnya...:P

Guru spiritualpun menanggapi celetukanku itu, dengan imote orang berlari beliau berkata, "saya sudah berlari dari tadi..."
Haha, ku kira beliau mau mencari daud, ternyata lanjutan komen beliau membuat kami speechless. (Daudnya nggak suka akhwat agresif daudnya suka sasi seperti yang di komik tadi diam-diam saja dalam do'a)

oh my GOD!!!! terdiam seribu kata deh diriku...

Namun, temenku nyeletuk menanggapi komen sang guru, dia bilang, "tapi khadijah juga meminta kan?"

Kemudian beliau mengomentari dengan kalimat yang membuat kami semakin speechless

(kalau berani seperti khadijah itu bagus..., meminta bantuan mak comblang untuk menghubungkan dengan Muhammad SAW. Kkhadijah tahu diri, cintanya tak bertepuk sebelah tangan. Khadijah punya self control dan self confidence yang baik, dia sadar juga punya status diri yang bagaimana, jadi dia berani nembak duluan. Karna khadijah yakin cintanya tak bertepuk sebelah tangan. sementara Muhammad SAW hanyalah lelaki sederhana, beliau yatim, punya kualitas dan standar calon istri, tapi apalah daya, beliau menyukai wanita sekelas khadijah, namun beliau menghubungkan rasa cintanya kepada sang pemilik cinta, yaitu Allah Azza wa jalla) lebih kurang begitu komennya ^_^

 Deg! Nancap di hati euy!!! ^_^ 

Pesan beliau : "Jadi...adik-adikku yang sedang dirundung gundah gulana, masalah jodoh itu hanyalah masalah mencocokan segala keinginan dengan takdir Allah SWT, dimana kita disitulah akan bertemu jodohnya, dimana keimanan kita, dimana kesabaran kita, dimana batas kita, disitulah jodoh kita. So seperti sasi di komik tadi, berdoa saja dan meminta kepada yang Maha pemilik hati"

#aku hanya terdiam, tak berani berceletuk lagi...:(

Sambil ikhtiar meningkatkan kuakitas diri jika ingin jodoh yang berkualitas...(lanjut sang guru) 

^_^
----

Inilah kutipan do'a sasi, yang menyimpan perasaan kepada daud ^_^
Ya allah, hamba tahu, 
do'a hamba ini terdengar lancang
jujur hamba memang suka sama daud...
hamba menjaga, jangan sampai perasaan ini menodai hati hamba...
kalau daud memang jodoh hamba, 
pertemukan kami kelak dengan cara yang baik
kalaupun bukan, kuatkan hamba untuk menjaga hati...
karena hamba yakin keputusan mu adalah yang terbaik...
aamiin..

---
dan...ending kisah ini adalah...
do'a sasi tak perlu menunggu waktu yang lama untuk di jawab allah SWT ^_^
karna tak berselang beberapa hari daud sudah meminta sasi pada orang tuanya...\
Dan...orang tua sasi menyukai daud...dengan ketawdhuan, keberanian dan kejujurannya

(So Sweet)

***

Sungguh allah lebih mengetahui yang terbaik untuk hambanya...
kuncinya hanya S.A.B.A.R dan D.O.A

Semoga sabar dan do'a menenangkan hati yang dirundung "R.I.N.D.U"
Jika R.I.N.D.U memancig diri untuk menyulut C.I.N.T.A dengan api syahwat, maka itulah U.J.I.A.N
Untuk itu...gencarkan D.O.A luruskan N.I.A.T karena Allah takkan menguji kita diluar batas kemampuan kita...

Allah SWT sangat sayang pada kita...^_^

wallahualam


5 Mei 2014

TAKWA

Hari ini 04 Mei 2014.
Di lingkaran kecilku, membahas tema Takwa.
Bahasan yang tida asing bukan?
Memang tidak asing, namun untuk mencapai derajat takwa itu tidak mudah bukan?
Yah...mungkin itulah tujuan guru ngajiku membahasnya kembali. Dalam rangka mengingatkan dan memotivasi tiap mata yang ada disana untuk meningkatkan derajat takwanya.

Ada poin-poin penting yang disampaikan beliau.
Nanti akan aku masukkan juga dalam tulisan ini.
Yang menggelitik pikiranku adalah sebuah kalimat yang keluar dari guru ngajiku. 
"Jika mereka beriman, tak mungkin mereka mentag-tag akhwat" begitulah lebih kurang kalimatnya.
Aku tertegun, hmmm benar. Jika dikaitkan dengan poin maeri yang disampaikan oleh beliau. Kalimat itu 100% benar. Jika seseorang bertakwa pad Robb nya, kenapa ia khawatir atau mencemaskan siapa yang akan menjadi pasangan hidupnya? Apa yang akan menjadi masa depannya dan bagaimana kehidupan di keesokan harinya?

Berikut catatan yang aku tuliskan :
Secara bahasa, tawakal adalah : 
Menyerahkan, mempercayakan, mewakilkan

Menurut imam Ahmad, tawakal adalah :
Perbuatan hati dan bagian dari ilmu pengetahuan

Menurut Ibnul Qoyyim, tawal adalah :
*Ubudiyah hati
*Menyandarkan diri kepada Allah SWT saja
*Tsiqoh hanya pada Allah SWT saja
*Berlindung kepada Allah SWT atas segala gangguan dan cobaan
*Ridho atas apa yang menimpa dirinya
*Yakin bahwa Allah SWT yang mencukupi
*Mekanisme pertahanan mental
*Harus ada sebab-sebab sebelum menjalankannya (red: ikhtiar)

Mengapa Perlu tawakal :
1. Karena Allah SWT mencukup kita
2. Allah akan memberi rasa tenang
3. Allah akan memudahkan segala urusan
(Qs. At-talaq ayat 3)

Ciri-ciri orang tawakal :
1. Dinamis (Selalu punya ide untuk membuat hidup lebih enjoy)
2. Orang yang tidak mudah depresi
3. Mempunyai kemampuan iradah al qodiyah
4. Berhak memasuki janah.

Ya begitulah sekilas tulisan yang bisa aku rekam.

Ada terselip sebuah kisah. Tentang sepasang insan yang dipertemukan di jalan yang mulia...hoho 

Begini kisahnya.
Sebut saja namanya imam. Dia sangat ingin menikah. Namun, ia belum tahu akan menikah dengan siapa. Anehnya, 3 malam berturut-turut ia memimpikan sebuah nama yang sama. Akhirnya, ia pergi keguru ngajinya, mengatakan niatnya untuk menikah, dan langsung menyodorkan nama yang ia peroleh dari mimpi itu. Padahal ia sendiri tidak tahu siapa si pemilik nama yang sering hadir dalam mimpi itu. Guru ngajinya menanggapinya dengan bijak. Dan ternyata gayung bersambut, ternyata si guru ngaji tengah memegang biodata akhwat yang diantara tumpukan biodata itu, ada satu nama yang benar-benar serupa.
Tanpa A, I, U, E dan O. Pria yang baru meneyelesaikan pendidikannya di bangku SMA tersebut, dengan tekad dan keberanian melanjutkan niatnya.
Hingga pada suatu hari ia menemui orang tua dari si gadis yang terpaut usia 10 tahun diatasnya.Tentu saja orangtua si gadis tidak menyetujui niat pemuda itu, karena masalah usia yang terpaut jauh dari anaknya. Pinangan pertama yang ditolak tak membuat si Imam gentar. Ia datang kembali menemui orangtua si gadis, dan ternyata alasan lain adalah kakak dari si gadis akan menikah, ditolak lah lagi pinangannya. 
Dua kali ditolak, membuat si Imam semakin bersemangat sepertinya. Ia kembali menemui orangtua si gadis, hingga orangtua si gadis bingung, kenapa si Imam sebegitu nekad dan tidak patah arang, dan akhirnya terkisahlah oleh si Imam terkait mimpiya. Dan berkat rahmat Allah SWT merekapun menikah.

Ini adalah sebuah kisah nyata yang diceritakan oleh guru ngajiku. dengan sedikit polesan dariku, namun tak mengurangi esistensi kisahnya.

Sebenarnya ada sebuah kejanggalan ya? kenapa si Imam bisa peroleh mimpi itu dan benar-benar yakin dengan pilihannya?

Hmmm, dan apa kaitannya dengan tawakal?

Nah, itu dia. Itulah Muraqobah (kedekatan hamba pada robbnya). Usut punya usust ternya si Imam tidak pernah melepaskan dzikirnya pada Allah SWT dan tidak pernah tinggal Qiyamul Lailnya. Penyerahan dirinya seutuhnya pada Allah berbuah manis. Dan keyakinannya terhadap apa yang diberikan oleh Allah SWT membawanya semakin dekat dengan Allah SWT.

MasyaAllah...begitulah salah satu kisah...yang ternyata ini si pria sholeh itu adalah guru ngajinya guruku...hohoho...

So....
Tak usah gelisah menanti yang sudah ditetapkan oleh ALLAH SWT.

Ketenangan hadir di hati bukan di lisan.
Lisan boleh berkata tawakal. Namun, Hati lebih penting untuk menjalankannya.
Hati yang tawakal akan memancarkan ketenangan...

Wallahualam...^_^

3 Mei 2014

Just One Day (Part 2)

30 April 2014, 05.30 pagi
-Lempuya-
Kami udah disambut oleh salah seorang teman di stasiun lempuya.
Satu tujuan ketika turun dari kereta adalah mushollah. Kami mengurus diri masing-masing untuk menunaikan sholat subuh. Usai sholat dan sebelum melanjutkan perjalanan sekeliling jogja enakan pose dulu ^_^v
...
...
Mungkin fisik tak terasa lelah karna hati begitu exited karna telah tiba di kota pelajar.
Aku dan teman-teman seperjalanan menuju kos-kosan adik tingkatku juga yang sedang study di pasca UNY. sejenak beristirahat dan mengumpulkan energi untuk melanjutkan trip ke magelang.
Sekitar 10.30 pagi
Aku l*s* dan l*z* dijemput oleh mereka.
Tujuang magelang. BOROBUDUR cuy!
So amazing this travel.
Disana aku juga dapat banyak informasi dari salah seorang adik tingkat yang bercerita bahwa sebenarnya borobudur ini ada kaitannya dengan sejarah nabi sulaiman dan ratu bulqis..*kisahnya ntar kita cari sama-sama ya.
Ini foto-foto yang sempat kami abadikan disana yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu.
...
...
Yang perlu dicatat disini adalah...
Kami bisa GRATIS masuk k BOROBUDUR ini. Karna salah seorang temanku memiliki teman yang ayahnya kalo ndak salah pengelola disana.
Hoho....alhamdulillah :)
Boroburur usai lanjut ke Paris (PaRangtrisIS)
^_^
Ini juga ndak kalah serrunya. Walau ketinggalan si sunset...tapi tak apalah...semilir angin pantai tlah membawa sedikit penat di pundakku.
Maghrib menjelang kami sholat di mushollah yang tak nerada jauh disana.
Aku sengaja tidak menjamak sholat isya karna aku fikir habis sholat ini langsung pulang, tapi aku salah. Kami panjut ke malioboro.
Malioboro dan Masjid sunan
Ada untungnya juga aku tidak menjamak sholat, karna aku bisa merasakan sholat di masjid...*lupa namanya
This is one of picture that we took.k
...
Usai sholat, lanjut shopping!!!
O2 sudah pasti. Tapi ingat isi dompet juga :D
Itulah tempat terakhir yang kami kunjungi di kota pelajar itu.
Lain waktu akan ku perbaiki tulisan ini karna masih banyak yang mau ku kisahkan disini. Walau tidak semuanya, karena selebihnya akan ku simpan disini...♡ :)
Aku dan l*s* pulang k bandung paginya pukul 10 dari stasiun tugu jogjakarta.
Bye!
Wallahualam

Just One Day (Part 1)

Selasa, 29 April 2014
Hari penentu perjalanan itu "Just One Day"

Hari itu, saat tengah asyik beberes kamar dalam rangka mengumpulkan semangat untuk menyelesaikan tugas kuliah, HP-ku berdering memanggil-manggil pemiliknya. Kulihat dilayar HP, nomor itu tak bernama. Biasanya, aku jarang mengangkat telpon dari nomor-nomor siluman begitu, namun aku bergegas saja mengangkatnya, karena aku fikir mungkin saja teman atau kakak atau..ehem...#eh ^_^

Suaranya lumayan ku kenali, namun untuk memastikan, aku tanyakan saja, siapa pemilik suara diseberang sana. Dan ternyata benar, dia adalah S*a*d* adik tingkatku sewaktu kuliah di Universitas Riau dahulu.
Ku dengarkan setiap kalimatnya. Oh, ternyata dia sedang berada di Bandung.

Diakhir komunikasi via HP adik ndut itu, ngajakin NYABU (nyarapan bubur) hehe.
Ya, aku setujui saja, kebetulan 'kampung tengahku' juga masih kosong, karena keasyikan beberes kamar.
30 menit waktu yang cukup, untukku bersiap-siap menantinya menuju kosku. Kebetulan dia menginap di kosan kawanku, yang tak berada jauh dari kosanku.

-Nyabu-
Awalnya, aku ngajakin dia dan 2 orang adik tingkatku lainnya (R*i dan R*y*n) nyabu di depan kosanku, disana lumayan enak buryam nya, namun apa hendak dikata buaryamnya nggak buka. Hmmm, ku ajak saja mereka ke tempat lainnya, awalnya aku ingin berhenti di salah satu tempat makan gang sempit sih, tapi, karna si dek ndut kepalang kepingin buryam, ya sudah kami akhirnya kesana juga.

-Tawaran-
Tentunya ini bukan nyabu biasa dong. Masa, udah 2 tahun nggak ketemu nggak ngomongin apa-apa ya kan? ^_^
Banyak tanya yang ku lontarkan ke mereka.
Mereka makin kocak aja, ntah sejak kapan pula mereka bisa jadi 3 serangkai (hehe)
Hingga di pertanyaan yang paling berpengaruh dalam kisah "just one day" ini,
"Setelah ini kalian mau kemana?" (only that)
Pertanyaanku hanya itu saja, hanya ingin tahu saja.
Namun...
Mereka, tidak hanya menjawab tujuan mereka saja, tapi ada ekornya juga ^_^
"Ikut kak?" "udah pernah ke Jogja kak?"
haha,,,ya belumlah, wong aku bandung aja belom ku jelajahi, bagaimana mungkin jogja sudah ku datangi.
ingin ikut...tapi...
Hmmm bantak ' tapi ' yang melintasi fikiranku.
Tapi, lagi-lagi mereka pandai membuatku semakin antusias menyetujui tawaran mereka.
Ditambah lagi, hari kamis (1 Mei 2014) tanggal merah, bertepatan dengan jadwal kuliahku.
Namun, aku masih ragu, nggak mungkin dong aku cewek sendiri. Dan akhirnya aku tutup tawaran mereka dengan menjawab "lanjutkan sajalah" (yang artinya, aku tak bisa ikut).

Dalam perjalanan pulang, ke kos, tawaran itu masih menghantuiku. Karena disamping tawaran itu, ada tawaran lain yang sudah tersepakati. Tawaran lain itu adalah Rihlah ke Pengandaran bersama 'TIM SAKSI' yang in sya allah akan berangkat rabu malam.

Tak terasa, aku dan mereka sudah sampai di depan kosanku, dan kamipun berpisaaaah.
Mereka melanjutkan aktivitasnya, dan akupun demikian.

Di dalam kamar, aku kembali menimbang-nimbang tawaran itu, pertimbangan yang mereka tawarkan dan lain sebagainya, semua hal itu mengajakku berfikir sedikit dalam. ^_^
Aku teringat seorang teman sekelas, namanya L*s*, selama aku ini setiap aku ajakin dia kemana dan untuk apa kebanyakan jawabannya positif.
Dan ku coba saja BBM si do'i. Tanpa basa basi "Ke jogja Yuk"
Dan balasannya juga meng-enakkan hati, "Kapan kak?". Lalu ku jawab saja seperti rencana 3 adik tingkatku yang macho-macho itu " Sore ini". Dan aku memang tak salah menduga, ternyata jawabannya "OK" waaah...seneng banget. Berarti aku ada teman. Dan gilirannya ku tanyakan dek ndut, apakah aku masih bisa ikut trip mereka atau tidak. Dan ternyata jawabannya BISA. The last, restu dari ortu...^_^
Alhamdulillah Ortu merestui... :*

Ini Bukan NEKAD. Tapi, ini adalah kesempatan.

-Menanti jawaban-
Aku meminta pada si dek ndut, untuk mengabariku kapan kepastian berangkat ke Jogja. Namun, hingga pukul 11 lebih, belum juga kudaptkan informasi yang jelas. Karena, pada hari yang sama di siang harinya pukul 12.30 WIB aku ada agenda di kampusku, yaitu Talk Show "Dijalan Dakwah Ku Gapai Sakinah". Jujur, aku kurang respect dengan agenda ini, namun karena ustad yang menjadi pemateri adalah salah satu ustad yang aku gemari dan disamping itu ini adalah taklimat. Hmmm. Bismillah aku berniat untuk mengikuti.
Sembari menuggu kejelasan informasi dari si ndut aku persiapkan saja segala sesuatunya untuk keberangkatan, dan tak lupa meminta restu dariNya, seusai sholat dzuhur dan berharap jika perjalanan ini diijinkanNya, semoga aku bisa mengikuti Talk Show hingga selesai dan semoga keberangkatan ke jogja sekitar sore hari setelah Talk Show selesai.
tawakalalallah we lah...^_^
Ku lihat pukul sudah menunjukkan 12.30 WIB, si ndut  belum berkabar juga. Aku bersiap untuk mengikuti Talk Show. 
Di tengah perjalanan menuju gedung tempat pelaksanaan Talk Show, aku menerima telpon dari si ndut. Alhamdulillah, allah menjawab do'a dan inginku. Keberangkatan ke jogjanya pukul 20.00 malam. Dan masalah tiket, yang aku cemaskan harganya, mampu di redam oleh si ndut. 
Terimakasih s*a*d*, r*i dan r*y*n. You are the best.

-Berangkat!!!-
Dengan beberapa persiapan lainnya, sepulang dari Talk Show. 
Aku dan l*s* berangkat ke stasiun Kiara Condong.
Pukul 20 lebih kami berangkat menuju Jogja!!!

So, Awesome!!!

Is a Nekad Travelling? ;)



18 Apr 2014

Nama Pena

Nama pena.
Dulu ketika heboh-hebohnya menggunakan nama pena, aku sempat bingung juga... :)

Tahun berganti...teman berganti...
Dulu nama penaku adalah Re_eF terinspirasi dari sebuah film kartun anak-anak.
Re_eF adalah akronim dari namaku. Hehe...Re --> Reny, eF --> Efendy
Aku suka dengan NaPen itu, dalam bahasa inggris arti Reef itu karang. Aku ingin kuat seperti karang. ^_^

Dimana-mana aku gunakan nama itu, bukannya aku tak bangga dengan nama pemberian orang tuaku. Tentunya aku bangga dong. Di antara saudara kandungku lainnya hanya aku yang memakai nama papaku (efendy) hehe walau beda secara penulisannya nama asli papa (efendi) hihi.

Re_eF itu sudah melekat bertahun-tahun sebagai NaPen ku.
Waktu di kampus dulu, aku pernah dengar sebuah nama, namanya Efendi Muharam. Hihi, lumayan mendekati namaku. Bedanya beliau laki-laki dan aku perempuan. Coba lihat dinama itu, ada bulan hijriyah disana. Aku jadi tertarik untuk mengacak namaku seperti itu.
Tapi sayang aku nggak tahu aku lahir dibulan hijriyah apa.
Keinginankupun tertunda.

Setahun berlalu, menjelang aku hengkang dari kampus, seorang teman tanpa aku minta ia dengan sengaja mengacak-acak tanggal lahirku dalam sebuah aplikasi (yang akupun tak tahu sampai sekarang apa nama aplikasi itu). Akhirnya dia mengatakan padaku, kalau aku lahir di bulan safar tepatnya tanggal 19, tapi tahunnya nggak tahu.

Dengan senyum, aku langsung merubah nama akun FB ku menjadi Safar Efendy. Terdengar lucu sih, sampe-sampe beberapa teman tidak mengenali siapa pemilik akun itu, dan ada juga yang menyangka kalau aku laki-laki :)
Aku sengaja tak menghilangkan nama efendi itu, karna aku suka dengan nama itu, banyak orang hebat yang aku temui, namanya terselip efendi ^_^ (semoga aku bisa menjadi salah satu pemilik nama efendy yang menjadi orang hebat). aamiin
Karena kecanggungan nama itu, dipenghujung 2011 aku mengubah nama itu menjadi Syafa Reny. Nama email baruku syafarreny@yahoo.com, nama blogku pun Syafa Reny (syafarreny.blogspot.com) dan nama FBku Syafa Reny  ^_^

Kenapa Syafa? Bukan Safar? hihi, sebenarnya itu penyamaran kata saja, kalo safar tampak jelas itu adalah bulan hijriyah. Nah, makanya aku ambil Syafa, lebih cewek aja...hihi

Nggak tahu lah artinya, Syafa = Penyembuh mungkin ya... ^_^

#Entah Siapa

#Entah Siapa, salah satu hastag yang kubaca di media sosial.
Sebuah kalimat sederhana sih, tapi lumayan menyeret pikiranku untuk mengiyakan kalimat itu, apalagi jika dikaitkan dengan satu topik, yaitu jodoh :)

Sore itu, dikamar kosku, aku dan beberapa temanku yang terikat dalam satu lingkaran majelis ilmu, tak sengaja membicarakan topik itu. Obrolan itu mengalir setelah kami menyantap hidangan makan siang, mata yang mengantuk menjadi berenergi kembali...^_^

Bermula dari sebuah pertanyaan yang biasa, pertanyaan yang aku ajukan pada salah seorang teman yang usianya terpaut satu tahun diatasku.
"Apalagi yang ditunggu kak? kenapa belum nikah?"  (KEPO)
Anehnya dia hanya tersenyum. Sambil menunggu jawabannya aku mencoba mengambil makna dari senyumnya.
Tidak hanya jawaban yang ia beri tapi kisah penuh hikmah ia sampaikan juga. Kisah-kisah hidupnya dalam ikhtiar menjemput jodoh.
Hingga ia membacakan taujih dari ust salim afillah :
ini isi taujihnya
Pertama
Satu hal yang seringkali dilupakan oleh banyak wanita adalah bahwa kemuliaan wanita tidak bergantung pada laki-laki yang mendampinginya.
Tahu darimana? Allah meletakkan nama dua wanita mulia dalam Al Quran, Maryam dan Asiyah. Kita tahu, Maryam adalah wanita suci yang tidak memiliki suami, dan Asiyah adalah istri dari manusia yang sangat durhaka, Firaun. Apakah status itu mengurangi kemuliaan mereka? No!
Itulah mengapa, bagi wanita di zaman Rasulullah dulu, yang terpenting bukan mendapat jodoh di dunia atau tidak, melainkan bagaimana memperoleh kemuliaan di sisi Allah.
Kedua
Bicara jodoh adalah bicara tentang hal yang jauh: akhirat, surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia.
Ketiga
Jodoh itu sudah tertulis. Tidak akan tertukar. Yang kemudian menjadi ujian bagi kita adalah bagaimana cara menjemputnya. Beda cara, beda rasa. Dan tentu saja, beda keberkahannya.
Keempat
Dalam hal rezeki, urusan kita adalah bekerja. Soal Allah mau meletakkan rezeki itu dimana, itu terserah Allah. Begitupun jodoh, urusan kita adalah ikhtiar. Soal Allah mau mempertemukan dimana, itu terserah Allah.
Kelima
Cara Allah memberi jodoh tergantung cara kita menjemputnya. Satu hal yang Allah janjikan, bahwa yang baik untuk yang baik. Maka, mengupayakan kebaikan diri adalah hal utama dalam ikhtiar menjemput jodoh.
Keenam
Dalam urusan jodoh, ta’aruf adalah proses seumur hidup. Rumus terpenting: jangan berekspektasi berlebihan dan jangan merasa sudah sangat mengenal sehingga berhak menafsirkan perilaku pasangan.
Ketujuh
Salah satu cara efektif mengenali calon pasangan yang baik adalah melihat interaksinya dengan empat pihak, yakni Allah, ibunya, teman sebayanya, dan anak-anak.
Kedelapan
Seperti apa bentuk ikhtiar wanita?
1. Meminta kepada walinya, sebab merekalah yang punya kewajiban menikahkan.
2. Meminta bantuan perantara, misal guru, teman, dll. Tapi pastikan perantara ini tidak memiliki kepentingan tertentu yang menyebabkannya tidak objektif.
3. Menawarkan diri secara langsung. Hal ini tidak dilarang oleh syariat.Bisa dilakukan dengan menemuinya langsung atau melalui surat dengan tulisan tangan. Konsekuensi satu: Ditolak. Tapi itu lebih baik daripada digantung.
Kesembilan
Bagaimana jika ada pria yang datang pada wanita, menyatakan rasa suka, tapi meminta ditunggu dua atau tiga tahun lagi? Perlukah menunggu?
Sabar itu memang tidak ada batasnya. Tapi ada banyak pilihan sabar. Silakan pilih. Mau sabar menunggu, atau sabar dalam merelakannya. Satu hal yang pasti, tidak ada jaminan dua tiga tahun lagi dia masih hidup. Pun tidak ada jaminan kita bisa menuntut jika dia melanggar janjinya, kecuali dia mau menuliskan janjinya dengan tinta hitam diatas kertas putih bermaterai.
Kesepuluh
Bagaimana jika ada pria yang jauh dari gambaran ideal seorang pangeran tapi shalih datang melamar? Bolehkah ditolak?
Tanyakan pada hatimu: Mana diantara semua faktor itu yang paling mungkin membawamu dan keluargamu ke syurga?

Taujih yang membuat aku terdiam. speechless

Kemudian terlontar dari mulut mungilnya. Kita nggak pernah tahu, mungkin saja jodoh kita itu sekarang masih sekolah.
"Apa kak?! Kuliah maksudnya?"
"Iya, masih sekolah..."
"Tapi kan...." belum habis kalimatku. Sepertinya ia sudah tau akan kekagetanku,
Iapun mulai bercerita...
Murobbi kakak dulu menikah dengan suami yang jauh di bawah usianya.
Beliau menasehati kakak...kita itu gak pernah tahu jodoh kita itu siapa. Mungkin saja lebih muda dari kita. 

"Bener juga ya" ujarku dalam hati.

Usia bukanlah ukuran kedewasaan atau kesholihan seseorang. Jika Allah SWT telah berkehendak, tiada siapa bisa menolak.

Wallahualam

2 Apr 2014

Cinta Kerja Harmoni

Belakangan aku suka lagu-lagunya PKS semuanya keren-keren, ditambah lagi dari PKS Piyungan ngabarin ada 1 album kampanye PKS 2014.
Hahaha...karena cinta, tanganku jadi gatal untuk  mendownloadnya. Salah satu lagu yang aku suka adalah lagu dari Ebith Beat A yang ini nih...^_^

Cinta
(pks)
Semua ini karna cinta
(pks pks)
Kami adapun karna cinta
(pks pks)
Cinta untuk Indonesia
(pks pks)
Cinta
(pks pks)
Bekerja kami karna cinta
(pks pks)
Harmoni kami penuh cinta
(pks pks)
Cinta untuk Indonesia
(pks pks)
Bila cinta bersemi di dalam hati
Maka cinta kan dekat  dan melayani
Bila cinta tertanam di dalam diri
Maka cinta tak dapat dihalangi
Tak ada cinta, maka tak ada rasa
Krena cinta, rasa selalu sama
Haruslah cinta yang menyatukan kita
Karena cinta suka dan duka kita lewati bersama

Karena cinta kami bersama
Karena cinta kamipun ada
Untuk Indonesia
A A A






Aku dan PKS

Bismillahirrohmanirrohim

Pembahasan liqo' hari itu menguatkan pendapatku tentang aku dan PKS sehari sebelumnya.
Hiruk pikuk Pemilu, membuat sebagian pikiranku terisi olehnya. Kenapa aku harus berletih-letih mendatangi rumah warga. Menyampaikan dan mempromosikan caleg yang ada di daerah itu. Kenapa aku harus memanagemen ulang waktuku agar kuliah dan agenda gesit dapat berjalan beriringan. Kenapa aku harus full action di media social FB untuk mengkampanyekan PKS. 
Aku tertegun hari itu. Iya, kenapa aku harus rela membagi waktu. Padahal aku kadang tak punya cukup waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah. Namun, aku kadang heran juga, tugas dan kegiatan lainnya alhamdulillah bisa terlewati, walau wallahualam tentang hasilnya, karena belakangan aku memang suka malas (^_^) bukan salah agenda yang aku ikuti, tapi salahnya di aku (^_^).
Aku selalu ingat janji Allah SWT :
QS. 47:7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Salah satunya pertanyaanku terjawab juga oleh diriku sendiri (^_^).
Namun, kenapa sih aku memantapkan hati kepada PKS?
Hari itu aku memutar-mutar pikiranku. Dan terlintaslah kalimat :
Memangnya apa yang sudah kau dapatkan dari dakwah ini?
Sebelum ngebahas pertanyaan anehku itu, aku sedikit menuliskan tentang dakwah. Karena, PKS selalu disebut partai dakwah (sudah menjadi rahasia umum).
Sebagian orang (ammah) mungkin berfikir, kenapa PKS selalu menyebut-nyebut jalan dakwah?
"Jalan dakwah" mungkin sedikit eksklusif di telinga pendengar yang jarang mendengar saja. Namun, coba kalau telinga para pendengar suka dengerin ceramah ustad-ustad di indonesia, pasti tak asing toh? mungkin juga minimnya pengetahuan tentang dakwah itu sendiri. Mungkin sebagian orang berfikir, ketika disebut soal dakwah, wah...itu hanya terjadi di jaman Baginda Nabi Muhammad SAW.
Namun coba deh buka KBBI apa itu dakwah,
this is it dak·wah n Isl 1 penyiaran; propaganda; 2 penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat; seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama;

Lihatlah dari definisi sederhana itu, siapapun bisa melakukannya toh? Bahkan orang non islampun melakukannya. Dan tanpa disadari kita sering melakukannya dalam kehidupan sehari-hari toh?, seperti menasehati salah satu anggota keluarga kita dan menyampaikan ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW kepada teman-teman kita. ^_^ 

Namun, karena ini sebuah partai, jadi ekslusive lah kata Dakwah itu. Padahal Baginda Nabi Muhammad SAW yang menjadi tauladan. Kenapa kita harus menyebutnya aneh. Hmmm...jadi terpikir, jika kita hidup di jaman Baginda Nabi Muhammad SAW mungkin kita termasuk golongan orang yang menyebut apa yang di bawa Baginda Nabi Muhammad SAW adalah aneh ya?. Seperti yang sering di tuangkan dalam Risalah Nabawiyah, ataupun dalam Al qur'an. Astaghfirullah...Naudzubillah...
Dan, mengenai dakwah itu sendiri, sebenarnya kewajiban bagi kita loooh...
Nih, aku kutib dari blog seseorang :
Allah Taala telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk melakukan dakwah. Orientasi dakwah yang Allah taala perintahkan adalah menyeru dan mengajak manusia kepada jalan Tuhan (ilâ sabili rabbika) yaitu menjadi hamba-hamba Allah taala yang tunduk dan patuh kepadaNya dengan cara-cara yang bijaksana (bil hikmah) dan memberikan nasehat-nasehat dengan cara yang baik pula (wal mau’izhatil hasanah). Sebagaimana Allah taala berfirman:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(an-Nahl [16]:125)
Baiklah, aku anggap sudah clear tentang dakwah. Kalo mau lengkap cari sendiri ya. Aku mau lanjut cerita lagi hehe

Kembali pada pertanyaanku, Memangnya apa yang sudah kau dapatkan dari dakwah ini?
cepat-cepat aku sadar, aku membalikkan pertanyaanku memangnya apa yang sudah aku beri untuk dakwah?
betapa egoisnya aku, untuk Allah saja aku hitung-hitungan. padahal Allah saja tak pernah hitung-hitungan padaku. 
Oke, untuk pertanyaan aneh dan bodoh itu sudah terjawab.

Pertanyaan berikutnya, kenapa aku milih PKS sebagai wajihah (sarana) untuk dakwah?

Aku memutar kenanganku (flashback) ke masa dulu. Masa waktu masih SMP (belum berhijab) memakai busana sesukanya dan sebagainya lah. Tingkah laku remaja yang melekat di jiwa anak labil masa itu juga sedikit banyak melekat padaku.

Namun, tika itu di tingkat 1 SMA. Aku juga salah seorang yang memandang sebelah mata dan beranggapan aneh ketika ditwarkan dengan organisasi Rohis, Dengan sombongnya, ah ngapain juga di Rohis, enakan PMR, enakan Pramuka, bla bla bla (banyak alasan. Karena aku pikir aku sudah banyak bertanya pada nenekku yang selalu bisa menjadi perpustakaan islam bagiku (nenek emang jago I love her). Sejak kecil sebelum masuk SMP materi tentang sedekah, mengaji (baca al qur'an), sholat, kisah-kisah hikmah dan puasa, rasanya sudah sering hinggap di telingaku. Toh, waktu belajar agama dikelas, juga itu yang aku dapat, terus kenapa dong harus ikut rohis lagi? kan bosen. (Sombong banget kan?)
Tapi, alhamdulillah, kesombonganku dibalas dengan cinta dari Allah SWT, akhirnya aku menjadi pengurus Rohis dengan rapi berhijab (di semester kedua kelas 1 SMA).
Tamat dari SMA, aku disusupi rasa bosan, dengan dunia Rohis, aku merasa terkekang, tak bebas (hehe) aku mencoba lari dari sana. 
Ah, lagi-lagi Allah SWT begitu sayang, di awal masuk malah ada seorang akhwat beliau adalah kakak tingkatku, beliau begitu lembut menyapaku. Hingga akhirnya ntah bagaimana Allah SWT menyentuh hatiku, aku jatuh lagi ke lembah kebaikan ini. Aku berfikir, inilah cara Allah SWT menjagaku, alhamdulillah.
Diawal-awal kuliah aku masih polos dan mengikuti segala agenda tarbiyah (pendidikan) rohis di kampusku. Di kampus memang beda dari SMA. Karena disini aku sudah memiliki sebuah kelompok yang selalu bertemu tiap pekannya. Banyak pengetahuan yang baru aku dapat disini. Yang mungkin ketika Allah SWT tidak menggiringku kesini, aku tak taulah, bagaimana dengan pergaulan dan kegiatan masa-masa muda ku. 
Amalan harianku jadi berubah, karena kualitas dan kuantitasnya harus selalu ditingkatkan. Teman-temanku juga menjadi alarm kebaikan bagiku. Selalu ada yang mengingatkan ketika aku futur (lemah iman) ketika aku lupa dan lain sebagainya. (itulah Ukhuwah ^_^)

Beranjak pada tingkat pemahaman (transfer kelompokpun dilakukan) hingga akhirnya aku mengenal hizib (partai). Tapi aku, berjanji pada diriku waktu itu, aku tak akan mau berpartai.
Tapi...lagi-lagi...Allah SWT mengantarkanku pada pemahaman...(inilah cinta)
Allah SWT menyadarkanku melalui hamba-hambanya yang sholeh, bahwa tanpa ada partai ini, mungkin kajian-kajian rutin yang sudah aku cintai ini, akan mudah digusur oleh orang-orang yang tak "suka" namun, karena ini adalah ngajinya PKS (liqo'an PKS) orang tak bisa ganggu, karena PKS adalah partai legal.
Hingga akhirnya, aku jatuh ke lembah kebaikan ini. Aku bertemu dengan orang-orang sholeh, aku bertemu dengan orang-orang yang punya azam untuk memajukan islam, aku bertemu dengan orang-orang cerdas yang selalu berpikir untuk kemajuan dakwah, dan aku berada di wajihah yang selalu mengingatkanku dan menjaga amalanku pada Allah SWT, yang mungkin tak aku dapat di rumah dan di sekolah.
Banyak, banyak sekali yang sudah aku dapat dari partai dakwah ini, walau bukan dalam bentuk harta, namun sudah banyak pengaruh yang aku rasakan dalam kehidupanku, mulai dari amalan harian hingga menentukan prinsip dalam hidup.

Andai, orangtuaku dan keluargaku tahu, tentang perkembangan perubahanku, dari SMP yang sok tomboy hingga saat ini aku yang punya prinsip. Mungkin mereka juga akan jatuh cinta pada kebaikan wajihah dakwah ini.

Alhamdulillah, mereka selalu mendukung kegiatanku dan tiada penentangan, bahkan sudah mengetahui aku ada di hizib. Aku ingin mereka juga bisa merasakan kenikmatan dalam jalan dakwah ini. Aamiin...

Aku mencintai PKS karna aku mencintai dakwah. Aku mencintai dakwah karna aku mencintai Allah SWT dan kekasihnya Baginda Nabi Muhammad SAW. Bagiku dakwah adalah cinta. "Cinta akan meminta semuanya darimu" dan PKS lah pilihanku.

PKS hanyalah kumpulan orang-orang yang berusaha menyolehkan diri dan melakukan kebaikan. Mereka bukan kumpulan malaikat. Jadi, aku tak heran bila ada orang-orangnya ada yang khilaf. Karna itulah fitrah manusia, yang tak lepas dari khilaf dan salah. Namun, kebanyakan orang memandang PKS adalah kumpulan malaikat, yang tak boleh ada cela. Jika ada cela sedikit, langsung membully dan menghina bertubi-tubi. Memang, disini kami diajarkan pemahaman islam. Namun, seharusnya orang-orang itu juga harus paham. Nabi Adam saja pernah ditegur, Baginda Nabi Muhammad SAW juga pernah ditegur, terus kami manusia biasa juga takkan pernah luput dari cela. Bukannya aku taqlid buta pada PKS, tapi aku yakin dengan apa yang aku lakoni, dimana ada kebaikan disana "ada" Allah SWT. 
Semoga wajihah ini selalu diberkahi dan dirahmati olehNya. 

Aku heran pada orang-orang yang membenci PKS, mengapa mereka tak mengkritik dan menasehati dengan baik? Seperti yang dicontohkan Baginda Nabi Muhammad SAW? -_- wallahualam.

Dengan dakwah, aku berharap islam yang saat ini sedang "sakit" dengan pertolongan Allah SWT dapat sembuh (khususnya dalam porsi keluargaku) aamiin.
Selanjutnya, aku ingin anak cucuku nanti akan menikmati indahnya islam bukan menikmati wajah muram islam.
Aku ingin mereka adalah estafet-estafet dakwahku. Bagiku dakwah adalah kebaikan. Jadi aku harus cinta dakwah. Walau fitrah jalannya sangat panjang, penuh onak dan duri. Namun, itulah ujian. Ujian akan datang pada orang-orang yang hidup, bukan pada orang-orang yang mati.

Aku dan PKS. Walau kamu belum PKS. Semoga kamu menjadi salah seorang yang mendukung misi kebaikannya.

Wallahualam.