18 Apr 2014

Nama Pena

Nama pena.
Dulu ketika heboh-hebohnya menggunakan nama pena, aku sempat bingung juga... :)

Tahun berganti...teman berganti...
Dulu nama penaku adalah Re_eF terinspirasi dari sebuah film kartun anak-anak.
Re_eF adalah akronim dari namaku. Hehe...Re --> Reny, eF --> Efendy
Aku suka dengan NaPen itu, dalam bahasa inggris arti Reef itu karang. Aku ingin kuat seperti karang. ^_^

Dimana-mana aku gunakan nama itu, bukannya aku tak bangga dengan nama pemberian orang tuaku. Tentunya aku bangga dong. Di antara saudara kandungku lainnya hanya aku yang memakai nama papaku (efendy) hehe walau beda secara penulisannya nama asli papa (efendi) hihi.

Re_eF itu sudah melekat bertahun-tahun sebagai NaPen ku.
Waktu di kampus dulu, aku pernah dengar sebuah nama, namanya Efendi Muharam. Hihi, lumayan mendekati namaku. Bedanya beliau laki-laki dan aku perempuan. Coba lihat dinama itu, ada bulan hijriyah disana. Aku jadi tertarik untuk mengacak namaku seperti itu.
Tapi sayang aku nggak tahu aku lahir dibulan hijriyah apa.
Keinginankupun tertunda.

Setahun berlalu, menjelang aku hengkang dari kampus, seorang teman tanpa aku minta ia dengan sengaja mengacak-acak tanggal lahirku dalam sebuah aplikasi (yang akupun tak tahu sampai sekarang apa nama aplikasi itu). Akhirnya dia mengatakan padaku, kalau aku lahir di bulan safar tepatnya tanggal 19, tapi tahunnya nggak tahu.

Dengan senyum, aku langsung merubah nama akun FB ku menjadi Safar Efendy. Terdengar lucu sih, sampe-sampe beberapa teman tidak mengenali siapa pemilik akun itu, dan ada juga yang menyangka kalau aku laki-laki :)
Aku sengaja tak menghilangkan nama efendi itu, karna aku suka dengan nama itu, banyak orang hebat yang aku temui, namanya terselip efendi ^_^ (semoga aku bisa menjadi salah satu pemilik nama efendy yang menjadi orang hebat). aamiin
Karena kecanggungan nama itu, dipenghujung 2011 aku mengubah nama itu menjadi Syafa Reny. Nama email baruku syafarreny@yahoo.com, nama blogku pun Syafa Reny (syafarreny.blogspot.com) dan nama FBku Syafa Reny  ^_^

Kenapa Syafa? Bukan Safar? hihi, sebenarnya itu penyamaran kata saja, kalo safar tampak jelas itu adalah bulan hijriyah. Nah, makanya aku ambil Syafa, lebih cewek aja...hihi

Nggak tahu lah artinya, Syafa = Penyembuh mungkin ya... ^_^

#Entah Siapa

#Entah Siapa, salah satu hastag yang kubaca di media sosial.
Sebuah kalimat sederhana sih, tapi lumayan menyeret pikiranku untuk mengiyakan kalimat itu, apalagi jika dikaitkan dengan satu topik, yaitu jodoh :)

Sore itu, dikamar kosku, aku dan beberapa temanku yang terikat dalam satu lingkaran majelis ilmu, tak sengaja membicarakan topik itu. Obrolan itu mengalir setelah kami menyantap hidangan makan siang, mata yang mengantuk menjadi berenergi kembali...^_^

Bermula dari sebuah pertanyaan yang biasa, pertanyaan yang aku ajukan pada salah seorang teman yang usianya terpaut satu tahun diatasku.
"Apalagi yang ditunggu kak? kenapa belum nikah?"  (KEPO)
Anehnya dia hanya tersenyum. Sambil menunggu jawabannya aku mencoba mengambil makna dari senyumnya.
Tidak hanya jawaban yang ia beri tapi kisah penuh hikmah ia sampaikan juga. Kisah-kisah hidupnya dalam ikhtiar menjemput jodoh.
Hingga ia membacakan taujih dari ust salim afillah :
ini isi taujihnya
Pertama
Satu hal yang seringkali dilupakan oleh banyak wanita adalah bahwa kemuliaan wanita tidak bergantung pada laki-laki yang mendampinginya.
Tahu darimana? Allah meletakkan nama dua wanita mulia dalam Al Quran, Maryam dan Asiyah. Kita tahu, Maryam adalah wanita suci yang tidak memiliki suami, dan Asiyah adalah istri dari manusia yang sangat durhaka, Firaun. Apakah status itu mengurangi kemuliaan mereka? No!
Itulah mengapa, bagi wanita di zaman Rasulullah dulu, yang terpenting bukan mendapat jodoh di dunia atau tidak, melainkan bagaimana memperoleh kemuliaan di sisi Allah.
Kedua
Bicara jodoh adalah bicara tentang hal yang jauh: akhirat, surga, ridha Allah, bukan semata-mata dunia.
Ketiga
Jodoh itu sudah tertulis. Tidak akan tertukar. Yang kemudian menjadi ujian bagi kita adalah bagaimana cara menjemputnya. Beda cara, beda rasa. Dan tentu saja, beda keberkahannya.
Keempat
Dalam hal rezeki, urusan kita adalah bekerja. Soal Allah mau meletakkan rezeki itu dimana, itu terserah Allah. Begitupun jodoh, urusan kita adalah ikhtiar. Soal Allah mau mempertemukan dimana, itu terserah Allah.
Kelima
Cara Allah memberi jodoh tergantung cara kita menjemputnya. Satu hal yang Allah janjikan, bahwa yang baik untuk yang baik. Maka, mengupayakan kebaikan diri adalah hal utama dalam ikhtiar menjemput jodoh.
Keenam
Dalam urusan jodoh, ta’aruf adalah proses seumur hidup. Rumus terpenting: jangan berekspektasi berlebihan dan jangan merasa sudah sangat mengenal sehingga berhak menafsirkan perilaku pasangan.
Ketujuh
Salah satu cara efektif mengenali calon pasangan yang baik adalah melihat interaksinya dengan empat pihak, yakni Allah, ibunya, teman sebayanya, dan anak-anak.
Kedelapan
Seperti apa bentuk ikhtiar wanita?
1. Meminta kepada walinya, sebab merekalah yang punya kewajiban menikahkan.
2. Meminta bantuan perantara, misal guru, teman, dll. Tapi pastikan perantara ini tidak memiliki kepentingan tertentu yang menyebabkannya tidak objektif.
3. Menawarkan diri secara langsung. Hal ini tidak dilarang oleh syariat.Bisa dilakukan dengan menemuinya langsung atau melalui surat dengan tulisan tangan. Konsekuensi satu: Ditolak. Tapi itu lebih baik daripada digantung.
Kesembilan
Bagaimana jika ada pria yang datang pada wanita, menyatakan rasa suka, tapi meminta ditunggu dua atau tiga tahun lagi? Perlukah menunggu?
Sabar itu memang tidak ada batasnya. Tapi ada banyak pilihan sabar. Silakan pilih. Mau sabar menunggu, atau sabar dalam merelakannya. Satu hal yang pasti, tidak ada jaminan dua tiga tahun lagi dia masih hidup. Pun tidak ada jaminan kita bisa menuntut jika dia melanggar janjinya, kecuali dia mau menuliskan janjinya dengan tinta hitam diatas kertas putih bermaterai.
Kesepuluh
Bagaimana jika ada pria yang jauh dari gambaran ideal seorang pangeran tapi shalih datang melamar? Bolehkah ditolak?
Tanyakan pada hatimu: Mana diantara semua faktor itu yang paling mungkin membawamu dan keluargamu ke syurga?

Taujih yang membuat aku terdiam. speechless

Kemudian terlontar dari mulut mungilnya. Kita nggak pernah tahu, mungkin saja jodoh kita itu sekarang masih sekolah.
"Apa kak?! Kuliah maksudnya?"
"Iya, masih sekolah..."
"Tapi kan...." belum habis kalimatku. Sepertinya ia sudah tau akan kekagetanku,
Iapun mulai bercerita...
Murobbi kakak dulu menikah dengan suami yang jauh di bawah usianya.
Beliau menasehati kakak...kita itu gak pernah tahu jodoh kita itu siapa. Mungkin saja lebih muda dari kita. 

"Bener juga ya" ujarku dalam hati.

Usia bukanlah ukuran kedewasaan atau kesholihan seseorang. Jika Allah SWT telah berkehendak, tiada siapa bisa menolak.

Wallahualam

2 Apr 2014

Cinta Kerja Harmoni

Belakangan aku suka lagu-lagunya PKS semuanya keren-keren, ditambah lagi dari PKS Piyungan ngabarin ada 1 album kampanye PKS 2014.
Hahaha...karena cinta, tanganku jadi gatal untuk  mendownloadnya. Salah satu lagu yang aku suka adalah lagu dari Ebith Beat A yang ini nih...^_^

Cinta
(pks)
Semua ini karna cinta
(pks pks)
Kami adapun karna cinta
(pks pks)
Cinta untuk Indonesia
(pks pks)
Cinta
(pks pks)
Bekerja kami karna cinta
(pks pks)
Harmoni kami penuh cinta
(pks pks)
Cinta untuk Indonesia
(pks pks)
Bila cinta bersemi di dalam hati
Maka cinta kan dekat  dan melayani
Bila cinta tertanam di dalam diri
Maka cinta tak dapat dihalangi
Tak ada cinta, maka tak ada rasa
Krena cinta, rasa selalu sama
Haruslah cinta yang menyatukan kita
Karena cinta suka dan duka kita lewati bersama

Karena cinta kami bersama
Karena cinta kamipun ada
Untuk Indonesia
A A A






Aku dan PKS

Bismillahirrohmanirrohim

Pembahasan liqo' hari itu menguatkan pendapatku tentang aku dan PKS sehari sebelumnya.
Hiruk pikuk Pemilu, membuat sebagian pikiranku terisi olehnya. Kenapa aku harus berletih-letih mendatangi rumah warga. Menyampaikan dan mempromosikan caleg yang ada di daerah itu. Kenapa aku harus memanagemen ulang waktuku agar kuliah dan agenda gesit dapat berjalan beriringan. Kenapa aku harus full action di media social FB untuk mengkampanyekan PKS. 
Aku tertegun hari itu. Iya, kenapa aku harus rela membagi waktu. Padahal aku kadang tak punya cukup waktu untuk menyelesaikan tugas kuliah. Namun, aku kadang heran juga, tugas dan kegiatan lainnya alhamdulillah bisa terlewati, walau wallahualam tentang hasilnya, karena belakangan aku memang suka malas (^_^) bukan salah agenda yang aku ikuti, tapi salahnya di aku (^_^).
Aku selalu ingat janji Allah SWT :
QS. 47:7. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Salah satunya pertanyaanku terjawab juga oleh diriku sendiri (^_^).
Namun, kenapa sih aku memantapkan hati kepada PKS?
Hari itu aku memutar-mutar pikiranku. Dan terlintaslah kalimat :
Memangnya apa yang sudah kau dapatkan dari dakwah ini?
Sebelum ngebahas pertanyaan anehku itu, aku sedikit menuliskan tentang dakwah. Karena, PKS selalu disebut partai dakwah (sudah menjadi rahasia umum).
Sebagian orang (ammah) mungkin berfikir, kenapa PKS selalu menyebut-nyebut jalan dakwah?
"Jalan dakwah" mungkin sedikit eksklusif di telinga pendengar yang jarang mendengar saja. Namun, coba kalau telinga para pendengar suka dengerin ceramah ustad-ustad di indonesia, pasti tak asing toh? mungkin juga minimnya pengetahuan tentang dakwah itu sendiri. Mungkin sebagian orang berfikir, ketika disebut soal dakwah, wah...itu hanya terjadi di jaman Baginda Nabi Muhammad SAW.
Namun coba deh buka KBBI apa itu dakwah,
this is it dak·wah n Isl 1 penyiaran; propaganda; 2 penyiaran agama dan pengembangannya di kalangan masyarakat; seruan untuk memeluk, mempelajari, dan mengamalkan ajaran agama;

Lihatlah dari definisi sederhana itu, siapapun bisa melakukannya toh? Bahkan orang non islampun melakukannya. Dan tanpa disadari kita sering melakukannya dalam kehidupan sehari-hari toh?, seperti menasehati salah satu anggota keluarga kita dan menyampaikan ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW kepada teman-teman kita. ^_^ 

Namun, karena ini sebuah partai, jadi ekslusive lah kata Dakwah itu. Padahal Baginda Nabi Muhammad SAW yang menjadi tauladan. Kenapa kita harus menyebutnya aneh. Hmmm...jadi terpikir, jika kita hidup di jaman Baginda Nabi Muhammad SAW mungkin kita termasuk golongan orang yang menyebut apa yang di bawa Baginda Nabi Muhammad SAW adalah aneh ya?. Seperti yang sering di tuangkan dalam Risalah Nabawiyah, ataupun dalam Al qur'an. Astaghfirullah...Naudzubillah...
Dan, mengenai dakwah itu sendiri, sebenarnya kewajiban bagi kita loooh...
Nih, aku kutib dari blog seseorang :
Allah Taala telah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman untuk melakukan dakwah. Orientasi dakwah yang Allah taala perintahkan adalah menyeru dan mengajak manusia kepada jalan Tuhan (ilâ sabili rabbika) yaitu menjadi hamba-hamba Allah taala yang tunduk dan patuh kepadaNya dengan cara-cara yang bijaksana (bil hikmah) dan memberikan nasehat-nasehat dengan cara yang baik pula (wal mau’izhatil hasanah). Sebagaimana Allah taala berfirman:
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(an-Nahl [16]:125)
Baiklah, aku anggap sudah clear tentang dakwah. Kalo mau lengkap cari sendiri ya. Aku mau lanjut cerita lagi hehe

Kembali pada pertanyaanku, Memangnya apa yang sudah kau dapatkan dari dakwah ini?
cepat-cepat aku sadar, aku membalikkan pertanyaanku memangnya apa yang sudah aku beri untuk dakwah?
betapa egoisnya aku, untuk Allah saja aku hitung-hitungan. padahal Allah saja tak pernah hitung-hitungan padaku. 
Oke, untuk pertanyaan aneh dan bodoh itu sudah terjawab.

Pertanyaan berikutnya, kenapa aku milih PKS sebagai wajihah (sarana) untuk dakwah?

Aku memutar kenanganku (flashback) ke masa dulu. Masa waktu masih SMP (belum berhijab) memakai busana sesukanya dan sebagainya lah. Tingkah laku remaja yang melekat di jiwa anak labil masa itu juga sedikit banyak melekat padaku.

Namun, tika itu di tingkat 1 SMA. Aku juga salah seorang yang memandang sebelah mata dan beranggapan aneh ketika ditwarkan dengan organisasi Rohis, Dengan sombongnya, ah ngapain juga di Rohis, enakan PMR, enakan Pramuka, bla bla bla (banyak alasan. Karena aku pikir aku sudah banyak bertanya pada nenekku yang selalu bisa menjadi perpustakaan islam bagiku (nenek emang jago I love her). Sejak kecil sebelum masuk SMP materi tentang sedekah, mengaji (baca al qur'an), sholat, kisah-kisah hikmah dan puasa, rasanya sudah sering hinggap di telingaku. Toh, waktu belajar agama dikelas, juga itu yang aku dapat, terus kenapa dong harus ikut rohis lagi? kan bosen. (Sombong banget kan?)
Tapi, alhamdulillah, kesombonganku dibalas dengan cinta dari Allah SWT, akhirnya aku menjadi pengurus Rohis dengan rapi berhijab (di semester kedua kelas 1 SMA).
Tamat dari SMA, aku disusupi rasa bosan, dengan dunia Rohis, aku merasa terkekang, tak bebas (hehe) aku mencoba lari dari sana. 
Ah, lagi-lagi Allah SWT begitu sayang, di awal masuk malah ada seorang akhwat beliau adalah kakak tingkatku, beliau begitu lembut menyapaku. Hingga akhirnya ntah bagaimana Allah SWT menyentuh hatiku, aku jatuh lagi ke lembah kebaikan ini. Aku berfikir, inilah cara Allah SWT menjagaku, alhamdulillah.
Diawal-awal kuliah aku masih polos dan mengikuti segala agenda tarbiyah (pendidikan) rohis di kampusku. Di kampus memang beda dari SMA. Karena disini aku sudah memiliki sebuah kelompok yang selalu bertemu tiap pekannya. Banyak pengetahuan yang baru aku dapat disini. Yang mungkin ketika Allah SWT tidak menggiringku kesini, aku tak taulah, bagaimana dengan pergaulan dan kegiatan masa-masa muda ku. 
Amalan harianku jadi berubah, karena kualitas dan kuantitasnya harus selalu ditingkatkan. Teman-temanku juga menjadi alarm kebaikan bagiku. Selalu ada yang mengingatkan ketika aku futur (lemah iman) ketika aku lupa dan lain sebagainya. (itulah Ukhuwah ^_^)

Beranjak pada tingkat pemahaman (transfer kelompokpun dilakukan) hingga akhirnya aku mengenal hizib (partai). Tapi aku, berjanji pada diriku waktu itu, aku tak akan mau berpartai.
Tapi...lagi-lagi...Allah SWT mengantarkanku pada pemahaman...(inilah cinta)
Allah SWT menyadarkanku melalui hamba-hambanya yang sholeh, bahwa tanpa ada partai ini, mungkin kajian-kajian rutin yang sudah aku cintai ini, akan mudah digusur oleh orang-orang yang tak "suka" namun, karena ini adalah ngajinya PKS (liqo'an PKS) orang tak bisa ganggu, karena PKS adalah partai legal.
Hingga akhirnya, aku jatuh ke lembah kebaikan ini. Aku bertemu dengan orang-orang sholeh, aku bertemu dengan orang-orang yang punya azam untuk memajukan islam, aku bertemu dengan orang-orang cerdas yang selalu berpikir untuk kemajuan dakwah, dan aku berada di wajihah yang selalu mengingatkanku dan menjaga amalanku pada Allah SWT, yang mungkin tak aku dapat di rumah dan di sekolah.
Banyak, banyak sekali yang sudah aku dapat dari partai dakwah ini, walau bukan dalam bentuk harta, namun sudah banyak pengaruh yang aku rasakan dalam kehidupanku, mulai dari amalan harian hingga menentukan prinsip dalam hidup.

Andai, orangtuaku dan keluargaku tahu, tentang perkembangan perubahanku, dari SMP yang sok tomboy hingga saat ini aku yang punya prinsip. Mungkin mereka juga akan jatuh cinta pada kebaikan wajihah dakwah ini.

Alhamdulillah, mereka selalu mendukung kegiatanku dan tiada penentangan, bahkan sudah mengetahui aku ada di hizib. Aku ingin mereka juga bisa merasakan kenikmatan dalam jalan dakwah ini. Aamiin...

Aku mencintai PKS karna aku mencintai dakwah. Aku mencintai dakwah karna aku mencintai Allah SWT dan kekasihnya Baginda Nabi Muhammad SAW. Bagiku dakwah adalah cinta. "Cinta akan meminta semuanya darimu" dan PKS lah pilihanku.

PKS hanyalah kumpulan orang-orang yang berusaha menyolehkan diri dan melakukan kebaikan. Mereka bukan kumpulan malaikat. Jadi, aku tak heran bila ada orang-orangnya ada yang khilaf. Karna itulah fitrah manusia, yang tak lepas dari khilaf dan salah. Namun, kebanyakan orang memandang PKS adalah kumpulan malaikat, yang tak boleh ada cela. Jika ada cela sedikit, langsung membully dan menghina bertubi-tubi. Memang, disini kami diajarkan pemahaman islam. Namun, seharusnya orang-orang itu juga harus paham. Nabi Adam saja pernah ditegur, Baginda Nabi Muhammad SAW juga pernah ditegur, terus kami manusia biasa juga takkan pernah luput dari cela. Bukannya aku taqlid buta pada PKS, tapi aku yakin dengan apa yang aku lakoni, dimana ada kebaikan disana "ada" Allah SWT. 
Semoga wajihah ini selalu diberkahi dan dirahmati olehNya. 

Aku heran pada orang-orang yang membenci PKS, mengapa mereka tak mengkritik dan menasehati dengan baik? Seperti yang dicontohkan Baginda Nabi Muhammad SAW? -_- wallahualam.

Dengan dakwah, aku berharap islam yang saat ini sedang "sakit" dengan pertolongan Allah SWT dapat sembuh (khususnya dalam porsi keluargaku) aamiin.
Selanjutnya, aku ingin anak cucuku nanti akan menikmati indahnya islam bukan menikmati wajah muram islam.
Aku ingin mereka adalah estafet-estafet dakwahku. Bagiku dakwah adalah kebaikan. Jadi aku harus cinta dakwah. Walau fitrah jalannya sangat panjang, penuh onak dan duri. Namun, itulah ujian. Ujian akan datang pada orang-orang yang hidup, bukan pada orang-orang yang mati.

Aku dan PKS. Walau kamu belum PKS. Semoga kamu menjadi salah seorang yang mendukung misi kebaikannya.

Wallahualam.