
Begitukah
idealnya cinta?
Kenapa kisah cinta yang
ditayangkan di stasiun TV terasa begiti sempit, payah, tersiksa, merana. Walau
terkadang tak jarang terlihat begitu mudah, begitu indah dan begitu mungkin
untuk terjadi.
Kebanyakan muda mudi kini lebih
banyak belajar dari tontonan sinetron-sinetron yang tayang di TV. Cobalah
lihat, begitu banyak muda mudi kita yang tertipu dengan scenario sutradara.
Yang padahal semua itu hanyalah fiktif belaka, walaupun sebagian scenario itu tidak
luput dari pengalaman yang pernah dirasa dilihat dan didengar oleh penulis
scenario tersebut. Tapi, semua itu tidaklah seperti kenyataannya. Semuanya
terlalu dilebih-lebihkan.
Efek yang dialami muda mudi sudah
sangat kronis. Mereka menjadi pemuda
yang hanya punya khayalan tanpa melihat realita. Mereka menjadi pemuda yang
hanya punya angan-angan hingga hidup nya bertumpu pada kisah cinta semu.
Kisah cinta siapa yang ia contoh?
Sifat dan watak siapa di dunia ini yang sempurna??? Untuk di kagumi untuk diidolakan para wanita??? Apakah si Azam dalam kisah KCB, atau si Fahri yang ada
dalam kisah AAC ataukah si Rahul yang ada di Kuch-Kuch ho Tahai??? Atau Veer
yang rela mati dan hidup dipenjara selama 22 tahun demi kehormatan Zaara,
kekasih yang ia cintai???
Itukah yang diimpikan???
atau mengimpikan seorang wanita cantik, sholehah, anak Kiyai, cerdas, pintar dan
berwawasan luas, seperti Ana Altafunnisa yang ada di KCB???
Walllahualam, tak jarang sinetron
dan Film berdampak luar biasa. Yah, Walau tidak semua orang yang terhipnotis dengan
scenario para penulis. Namun, sebagian memang terlihat terlena. Mereka hidup
dalam mimpi. Hingga sampai kedunia nyata, ia selalu memasukkan khayalannya.
Hingga terkadang mereka stress dan sedih yang amat terlalu. Karena impiannya
sangat sulit terealisasi seperti kisah cinta yang pernah ia tonton atau ia
baca.
Hmmm, Okelah. Boleh-boleh saja kita mengimpikan kisah cinta yang terkadang telah tersetting dalam benak kita yang bereferensikan novel/pun film. Namun, alangkah lebih baiknya kita secara SADAR merealisasikan tentang apa yang ingin kita wujudkan. Sehingga semua yang telah terealisasi tidak MATI MAKNA.
Mari kembali ke alam nyata.
Memainkan peran dari scenario Allah SWT. Karena scenario yang paling indah
adalah scenario Allah SWT. Coba lihat kisah cinta Nabi Muhammad SAW dan
Khadijah, Fatimah dan Ali, Yusuf dan Zulaikah dan masih banyak lagi. Kisah
cinta yang bertumpu pada cinta illahi. Cinta yang bergantung pada iman pada
Allah SWT. Dan cinta yang bermuara pada CintaNya.
Itulah scenario terindah,
pertemuannya suci dan baik. Prosesnya mudah tidak begitu rumit. Dan Berakhir
dengan indah walau tidak lepas dengan air mata. Sebaik-baik kita merencanakan kisah percintaan kita dengan seseorang
yang kita kasihi, maka sesungguhnya lebih indah rencana Allah SWT. Karena,
terkadang apa yang kita rencanakan atau kita impikan, tidak semuanya menjadi
nyata. Maka kuncinya adalah tawakal padaNya. Wallahu’alam.
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih atas kunjungannya...silahkan tinggalkan sarannya...^_^