30 Jun 2011

I Luv Luv like as Luv Luv me *the last

Luv..., pernah ada yang bertanya berpakah harga sekuntum cinta.
Klo kamu mau ngomong, kamu pengennya jawab apa?
Luv, sungguh harummu, sucimu, lembutmu, tangguhmu, dan kedahsyatanmu tidak sembarang orang yang bisa mendapatkannya.
Aku yakin, hanya orang yang dapat menghargaimu dan mencintaimu yang bisa mendapatkannya.
...
Hmmm...semua memang pilihan, kita mau yang instant atau yang memiliki proses tetapi hasilnya menakjubkan, ya bukan?
sama halnya dengan memilih sekuntum cinta. Kalo kita mau sekuntum cinta yang wanginya sebenar saja, sangat mudah sekali menemukan dan mendapatkannya. Karna, kita tinggal memetiknya lalu menikmati wanginya sekejap saja. Lalu, setelah wangi semerbak itu hilang kita campakkan.*karna ia telah layu (Kenikmatan sesaat).
Tapi, kalo kita mau sekuntum cinta yang wanginya tak pernah pudar di makan oleh kemelut zaman, maka kita harus dapat memilih sekuntum cina tersebut dengan baik dan dengan cara yang baik. Dan kita harus pandai untuk menjaga kesegaran dan kesemerbakan wanginya. Selain itu, kita harus pandai merawatnya, menjaganya dan memberinya nutrisi. Agar sekuntum cinta itu dapat tumbuh subur, mewangi sepanjang waktu hingga nafas tak lagi dapat mencium aroma segarnya.
...
CINTAIlah CINTA
dan
JANGAN NODAI CINTA
wallahualam





Batu Cinta (LUV STUN)

"Batu Cinta? Benarkah ada? Bentuknya seperti Luv ya?" batinku
Sesampai di Situ Patengan (Danau Patenggang), aku disambut udara yang amat sejuk. Banyak dagangan yang dijajakan disana. Mulai dari strawberry, aksesoris anak gaul, baju khas Bandung, hingga jajanan pasar. Sebagai pengunjung tentu saja hatiku tertarik untuk melihat-lihatnya bahkan membelinya untuk ole-ole..hehehe...sekali meyelam sambil minum air...(kok rada aneh ya pepatahnya? hmmm).
Liburan kali ini sangat menyenangkan (Happy...happy...happy).
Saat masuk ke gerbang menuju danau patenggang, ada sebuah batu yang bertuliskan sejarah situ patenggang tersebut...
"Biar Exsist, Sedikit Narsis Boleh Dunk" Saya foto dulu yach!
 
"Naik perahu Neng?" ujar seorang penjual jasa sewa perahu.
"Boleh-boleh" ujarku bersemangat. "Berapa a' ?"
"Perahunya untuk 15 orang Neng, sewa untuk 1 perahu 150 rb"
"Wadduh" ucap ku.
Aku mulai berdiskusi bersama teman-temanku. Kami hanya 4 orang. Tawar menawar yang rumitpun terjadi. akhirnya kami dan aa si pemilik sewa perahu menyetujui dengan harga 120 ribu 1 perahu untuk 4 orang.
Wah senengnya hatiku, walau bayar agak mahal tapi, dengan iming-iming menuju pulau untuk melihat BATU CINTA aku jabanin dech...hehehe...
sebelum jalan kami foto-foto dulu dech...














“Hahay...anggap aja keyen ye..”Narsis euy!
...
Perjalanan pun dimulai...
"Batu Cinta itu ada sejarahnya nggak A'?"
Si aa yang menyewakan perahu mulai bercerita tentang sejarah Batu Cinta.
dalam perjalananpun dia mengatakan di sana ada pulau ASMARA. Seraya menunjuk dengan bibirnya (karna tangannya sedang mengayuh perahu) kearah pulau yang tepat berada di sebalah kiri ku.
"Oh ya?" ujarku takjub
"Bentuk pulaunya kalau dari atas terlihat seperti hati." Tambahnya.
nich dia BATU CINTA. 

 













Oh ya, konon kata si Aa’ yang ngantarin kami ke Batu Cinta. Siapa saja yang menuliskan namanya dan nama pasangannya di batu tersebut, cintanya bakal abadi. (Benarkah???)














Apapun mitosnya yang penting HAPPY!!! *hehehe kayak bunyi iklan aza...

29 Jun 2011

Coretan saat ini menulis!

5 Bulan sudah aku berkecimpung di dunia tulis menulis, seperti motto aku, merangkai huruf,kata,kalimat jadi cerita. Betapa tidak ketertarikan akan dunia tulis sudah mendarah daging, walaupun hasilnya masih kurang, aku harus terus belajar.
Setiap saat aku mencoba mencoret sebuah kata yang aku rangkai menjadi cerita menjadi sebuah pesan yang bermakna paling tidak untuk diri sendiri. Aku tidak perduli ada yang membaca atau tidak, yang penting aku menulis, ya... hanya menulis.
Bukankah hidup kita juga dengan adanya tulis? berbuat baik kita ditulis, berbuat jahat kita ditulis. Karena itu aku hanya ingin menulis, menulis semua yang aku inginkan, bebas..
Setidaknya aku tahu bahwa tulisan adalah karya yang abadi. Jadi, syafar Reni! SEMANGAT keep blogging. Menulis!